SERAYUNEWS – Proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk tingkat SMP di Kabupaten Banyumas tahun ajaran 2025/2026 menuai keluhan.
Masalah utama yang sejumlah wali murid keluhkan adalah gangguan server. Kemudian rumitnya sistem zonasi, dan kesulitan akses pendaftaran online.
Banyak orang tua mengaku kebingungan dengan teknis pendaftaran daring yang terlalu kompleks, terutama bagi yang belum terbiasa menggunakan teknologi digital.
Salah satunya adalah Della Pribadi, warga Kelurahan Bobosan, Kecamatan Purwokerto Utara yang anaknya gagal masuk SMP Negeri 9 Purwokerto karena aturan zonasi.
“Tempat tinggal saya masuk domisili sebaran, sementara SMP Negeri 9 hanya memprioritaskan domisili utama dari Kelurahan Sumampir. Padahal jaraknya dekat dari rumah kami,” kata Della, Selasa (24/06/2025).
Della menilai sistem SPMB saat ini semakin sulit. Orang tua harus mengerti banyak hal teknis, demi membantu anak-anak mereka mendaftar.
“Aturan sekarang rumit. Saya sendiri bingung, anak pun enggak bisa daftar sendiri. Orang tua harus paham banyak hal dulu baru bisa bantu. Ribet banget!” ujarnya.
Keluhan serupa juga Nola rasakan. Warga Kelurahan Purwanegara ini, sedang berjuang mendaftarkan anaknya di SMP Negeri 3 Purwokerto. Ia mengeluhkan gangguan sistem yang membuat akses website menjadi sulit.
“Dari pukul 11.00 tadi susah banget mengaksesnya, sudah mencoba beberapa kali tidak bisa juga membuka websitenya,” katanya.
Nola berharap, segera ada perbaikan gangguan sistem. Sebab, ia ingin memantau peringkat anaknya menjelang hari terakhir pendaftaran.
“Ini hari kedua, mau mantau anak saya masuk atau tidak karena besok sudah hari terakhir pendaftaran,” tambahnya.
Masalah zonasi juga Rani keluhkan, orang tua calon siswa di SMP Negeri 8 Purwokerto. Ia kecewa anaknya gagal masuk, meski rumahnya cukup dekat dari sekolah.
“Carut-marut sistem penerimaan ini jelas tidak adil. Anak-anak pintar bisa tersingkir hanya karena alamat rumah tidak masuk domisili utama. Padahal, jarak rumah dengan sekolah itu cukup dekat,” katanya.
Tak hanya zonasi, Rani juga mengalami kendala teknis saat mencoba memverifikasi pendaftaran anaknya secara online.
“Server SPMB SMP ini sering down, sehingga membuat orangtua murid harus menunggu lama untuk melakukan verifikasi pendaftaran,” keluhnya.