SERAYUNEWS-Penanganan gawat darurat yang cepat & tepat menjadi aspek penting untuk meminimalisir risiko dan memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat dalam situasi kritis. Hal itu mengemuka dalam seminar Bincang-bincang Sehat Penanganan Gawat Darurat yang digelar Kilang Cilacap di Gedung Patra Graha, Cilacap, Jumat (18/2/2025).
Specialist Emergency Medicine, Tommy Kristanto sebagai narasumber mengatakan sosialisasi penanganan gawat darurat menjadi kunci memastikan semua pekerja kilang mampu bertindak cepat dan tepat saat menghadapi situasi berisiko tinggi. “Dengan pemahaman yang matang pekerja dapat mengurangi dampak bahaya dan menjaga keselamatan diri serta rekannya di lingkungan kerja yang cukup berisiko,” ujarnya.
Dia mengatakan, pemahaman mendalam tentang langkah-langkah darurat tidak hanya meningkatkan keselamatan dan menyelamatkan nyawa, tapi juga menciptakan rasa tanggung jawab kolektif di lapangan.
Selain membahas pentingnya penanganan gawat darurat, acara juga dilengkapi evaluasi pascapemeliharan rutin Kilang II 2025 mulai proses Medical Check Up (MCU) sampai Daily Check Up (DCU) bagi lebih dari 17 ribu pekerja. Evaluasi ini untuk menilai hasil pemeliharaan yang telah berjalan, serta merencanakan langkah-langkah perbaikan guna memastikan kelancaran operasional di masa depan.
Salah satu hasil evaluasi yang disampaikan adalah kegiatan Daily Check Up (DCU) wajib bagi pekerja guna memastikan kondisi kesehatan dan kesiapan fisik sebelum memulai aktivitas kerja yang berat dan berisiko.
Section Head Health RU IV Cilacap, dr. Bernardo L. Tobing menyampaikan tim yang bertugas untuk DCU akan terus memonitor potensi risiko kesehatan dan memastikan pekerja dalam kondisi prima. “DCU penting, agar tim dari fungsi Health juga bisa mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman produktif,” tambahnya.
Terpisah, Area Manager Communication & Relations Kilang Cilacap, Cecep Supriyatna menambahkan sebagai kilang terbesar dan paling lengkap, maka stamina pekerja harus selalu terjaga dalam kondisi prima. “Ini penting karena mendukung produktivitas perusahaan, yang menopang 34 persen kebutuhan BBM nasional dan 60 persen di Pulau Jawa,” imbuhnya.