Banjarnegara, serayunews.com
Dari kegiatan tersebut, tim dari Dinas Kesehatan menemukan beberapa kemasan yang sudah kedaluwarsa namun masih terpajang di etalase. Tak hanya itu, petugas dari Puskesmas Banjarnegara 1, juga menemukan kemasan minuman berenergi yang sobek dan bercampur dengan kemasan lain seperti sabun dan shampo.
“Untuk menjaga kualitas, mestinya ada pemisahan untuk makanan dan jenis lainnya. Jadi antara makanan tidak dicampur dengan sabun maupun deterjen atau lainnya. Hal itu demi menjaga kualitasnya,” kata Kepala Puskesmas Banjarnegara 1, Khusnul Khotimah.
Menurutnya, selain menemukan beberapa kemasan yang rusak dan sobek, tim juga menemukan penyimpanan di gunang minimarket yang tidak sesuai. Tumpukan dus makanan ini, langsung menyentuh lantai tanpa adanya palet sebagai penyekat antara dus makanan dengan lantai.
Baca juga: [insert page=’volume-kendaraan-mulai-meningkat-waspadai-jalur-rawan-di-banjarnegara-berikut-ini’ display=’link’ inline]
“Kami juga menemukan makanan kedaluwarsa. Bahkan ada produk carica yang sudah kedaluwarsa sejak 5 April lalu masih mereka jual. Ada juga yang tidak ada tanggal kedaluwarsa dan produk yang hampir kedaluwarsa tapi masih mereka jual,” ujarnya.
Dia mengatakan, untuk beberapa produk puding yang batas kedaluwarsanya 5 Mei 2023, pemilik toko mengakui jika seharusnya distributor sudah mengambil barang tersebut tiga bulan sebelum kedaluwarsa. Namun hingga saat ini, produk tersebut belum ada penarikan.
“Kami juga menemukan beberapa produk roti kering yang tanggal kedaluwarsanya tidak terlihat dengan jelas,” ujarnya.
Terkait dengan barang-barang yang kedaluwarsa dan rusak, tim gabungan juga meminta agar barang tersebut tidak dipajang serta segera diretur. Sehingga masyarakat tidak sampai membeli makanan yang sudah kedaluwarsa, maupun rusak kemasannya.