SERAYUNEWS– Krisis iklim menjadi isu lingkungan beberapa waktu terakhir, termasuk dalam momentum Hari Lingkungan Hidup Internasional tingkat Provinsi Jawa Tengah 2024. PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap, menjadi salah satu perusahaan yang aktif dalam upaya penyelesaian krisis iklim melalui berbagai program.
Hari Lingkungan Hidup tingkat Jateng di Kebun Raya Baturraden baru-baru ini, juga lengkap dengan talkshow terkait upaya penyelamatan lingkungan. Tiga narasumber hadir, masing-masing dari PT KPI RU IV Cilacap, Institute of Essential Services Reform, dan komunitas Pepenglih Asih Jawa Tengah.
Officer Commrel & Compliance KPI RU IV Cilacap, Sunaryo Adi Saputro yang berkesempatan mewakili KPI memaparkan kontribusi perusahaan dalam upaya menurunkan Gas Rumah Kaca (GRK).
“Kami melakukan berbagai program untuk merealisasikan target Net Zero Emission (NRE) tahun 2060,” ucapnya.
Salah satunya program Flare Gas Recovery System, guna memaksimalkan recovery flare gas untuk kebutuhan bahan bakar dan listrik kilang. “Dengan program ini emisi yang timbul dari kegiatan produksi kilang menjadi berkurang” lanjut Adi.
Lebih lanjut, Kilang Cilacap juga berkolaborasi dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
“Di antaranya melalui penanaman jutaan pohon mangrove di Kolak Sekancil (Konservasi Laguna Kawasan Segara Anakan) Kampung Laut, di Kelurahan Kutawaru. Kemudian di Pulau Momongan, dan banyak titik lain baik secara mandiri, maupun bersinergi dengan pihak lain,” imbuh Adi.
Bahkan Adi menyebutkan, Kolak Sekancil di Dusun Lempong Pucung Ujungalang Kampung Laut, jadi program andalan binaan Kilang Cilacap.
“Di sana kami sudah menanam 1,7 juta batang mangrove sejak 2009. Tercatat ada 56 jenis mangrove teridentifikasi, dan 8 jenis tersertifikasi,” ungkapnya.
Diskusi juga menghadirkan narasumber lain, yakni Raditya Yuda Wiranegara dari Institute of Essential Services Reform. Kemudian ada Kelvin Galuh Dwi Ardianto dari komunitas Pepeling Asih Jateng.
Usai diskusi terkait isu lingkungan, ada peninjauan stand pameran dan penanaman tanaman endemik. Kemudian seremonial peringatan Hari Lingkungan Hidup Internasional tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana dalam sambutannya mengakui, Jawa Tengah masih menghadapi krisis lingkungan.
“Luas hutan Jawa Tengah belum memenuhi luasan optimal. Alih fungsi lahan melalui penggundulan hutan, pemanfaatan lahan yang melebihi daya dukung menyebabkan konservasi tanah dan air yang menjadi atensi kita bersama,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, pemprov memberikan bantuan dan hibah kepada sejumlah pegiat lingkungan. Acara berlangsung meriah dan sukses. Hadir pula Pj Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro, pejabat Forkopimda, OPD Jateng, pegiat komunitas lingkungan, dan lainnya.