SERAYUNEWS – Baru-baru ini ada wali murid di Kecamatan Baturraden, protes dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika anak kelas 1 Sekolah Dasar (SD) yang menggunakan gambar domino dan remi untuk belajar menghitung. Atas protes tersebut, Ketua Komisi 4 DPRD Banyumas, Mustofa meminta agar pembuat LKS tidak berusaha memancing prasangka buruk dari orangtua siswa.
“Pembelajaran untuk anak yang lazim-lazim saja, toh yang lain di luar remi dan domino kan masih banyak contoh-contoh lain untuk pembelajaran matematika,” ujar dia, Jumat (6/10/2023).
Mustofa menambahkan, bahwa untuk para pembuat LKS bisa memfungsikan atau meragakan alat berhitung yang lazim seperti sempoa dan alat lainnya yang tentunya dapat melatih motorik anak.
“Dari pada menggunakan domino dan lainnya, masih bisa menggunakan yang lain. LKS itu jangan memancing masyarakat yang sedang ingin anaknya belajar dengan baik, kan akhirnya kalau begitu ada konotasi negatif yakni mengajarkan anak untuk perjudian,” katanya.
Secara pribadi, Mustofa tidak mempermasalah penggunaan alat peraga domino atau remi di LKS matematika tersebut. Namun, tidak semua masyarakat bisa menerima hal tersebut.
“Itu tidak menjadikan senang masyarakat dengan pembelajaran di LKS tersebut. Sekarang sempoa kan sangat bagus untuk alat peraga hitung, kemudian anak juga bisa di ajari menghitung cepat dengan jari,” ujarnya.
Paling parahnya, jika nanti orangtua murid justru berfikir hal-hal yang negatif itu tentunya akan merugikan pihak pengajar itu sendiri.
“Akhirnya kan bisa sampai ada pikiran jangan-jangan gurunya berjudi, walaupun sebenarnya kan tidak. Itu yang perlu di hindari,” katanya.