
SERAYUNEWS – Temuan benda mirip belatung hidup pada menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMA N 1 Patikraja, Banyumas, memicu kehebohan publik. Video temuan tersebut viral setelah diunggah ke akun Facebook Patikraja Dalam Info dan ramai dibahas warga.
Kepala SPPG Patikraja, Tri Indriyawati, memberikan klarifikasi terkait viralnya video tersebut. Ia menduga benda yang terlihat bukan belatung, melainkan ulat yang berasal dari sayuran.
“Kalau dari video terlihat di timun, tapi kemungkinan itu ulat yang asalnya dari selada. Sayuran kami datang malam dan dipersiapkan juga malam hari, dipotong, dicuci, semua fresh,” katanya.
Tri menjelaskan, proses pengolahan makanan dilakukan pada malam hari dengan ritme cepat sehingga ada kemungkinan bagian tertentu dari sayuran tidak terdeteksi secara visual.
Ahli Gizi program MBG SPPG Patikraja, Intan, menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan yang terjadi selama tiga minggu pelaksanaan program.
“Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya jika dalam pelaksanaan ini masih kurang memuaskan. Semoga kejadian ini menjadi evaluasi agar kami bisa bekerja lebih baik,” kata Intan.
Ia juga mengimbau agar masyarakat menyampaikan keluhan melalui jalur resmi sebelum memviralkan di media sosial.
“Kalau ada hal yang perlu dievaluasi, silakan komunikasikan dulu agar tidak terjadi kesalahpahaman. Kami butuh konfirmasi kebenaran data sebelum sesuatu menjadi viral,” katanya.
SPPG Patikraja berkomitmen memperketat pengawasan di dapur produksi dan distribusi makanan agar insiden serupa tidak terulang.
Seperti diberitakan sebelumnya, siswa SMA N 1 Patikraja menemukan belatung hidup dalam menu MBG pada Rabu (19/11/2025). Video tersebut diunggah ke Facebook Patikraja Dalam Info dengan keterangan:
“Terima kasih kirimannya SPPG Patikraja… ana menu tambahane loo… uget-uget urip”.
Setelah video viral, Forkopimcam dan Puskesmas Patikraja langsung mendatangi SPPG Patikraja sebagai pihak penyedia. Mereka kemudian menuju SMA N 1 Patikraja untuk melakukan pengecekan.
Waka Kesiswaan SMA N 1 Patikraja, Heru Sulistiyono, membenarkan laporan tersebut dan menyampaikan bahwa sekolah telah melakukan evaluasi internal terkait kualitas layanan SPPG.
“Kami sudah evaluasi internal. Kalau ada kejadian yang tidak sesuai, tentu kami klarifikasi dulu. Semua langkah kami untuk kebaikan siswa sebagai penerima manfaat,” kata dia.
Heru menegaskan bahwa sekolah hanya memiliki kewenangan pada pelayanan siswa, sementara aspek teknis merupakan ranah penyedia makanan.
“Kalau ada kekurangan, saya sampaikan apa adanya ke teman-teman SPPG. Semua untuk perbaikan layanan, bukan untuk menyalahkan siapa pun,” katanya.
Karena sedang menghadiri serah terima jabatan kepala sekolah, Heru tidak menyaksikan langsung kejadian pada hari tersebut.
“Kebetulan saat itu saya tidak ada di tempat, jadi saya belum bisa memastikan secara fisik. Biasanya kalau saya ada, saya langsung cek barangnya,” ujarnya.