SERAYUNEWS – Sejak akhir tahun lalu, sampai bulan Juli ini, aktivitas vulkanik Gunung Slamet berstatus waspada. Maka dari itu, jalur pendakian gunung terbesar di Jateng ini, masih ditutup. Kondisi tersebut menjadikan agenda pendakian rutin di bulan Suro tahun ini ditiadakan.
Aktivitas vulkanik Gunung Slamet terpantau stabil. Tidak ada peningkatan maupun penurunan yang signifikan. Namun demi keamanan statusnya masih waspada. Sehingga jalur pendakian masih ditutup.
“Sampai saat ini statusnya masih waspada, jadi jalur pendakian masih ditutup,” kata Kepala BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho, Rabu (10/07/2024).
Jalur pendakian untuk beberapa waktu juga ditutup. Sempat kembali dibuka, oleh Basecamp lingkar Slamet pada H+2 Lebaran Idul Fitri. Tetapi kembali ditutup pada 13 Mei 2024, karena terpantau mengalami kenaikan aktivitas kegempaan.
Kondisi itu menjadikan agenda rutin pendakian suro, yang dilakukan lewat jalur pendakian Baturraden kali ini ditiadakan.
Pegiat Slamet Mountaineering Community (SMC) Jagawana, Eko Cahyono mengatakan sebagai pengganti ritual tersebut pihaknya menggelar camp edukasi di Taman Botani, Baturraden.
“Sejak Mei lalu status naik, jadi kami putuskan hanya menggelar camp edukasi,” kata Eko.
Ia menyebut meski pendakian ditiadakan, penyelenggaraan camp edukasi tidak mengurangi esensi dari ritual malam 1 Sura tahun baru Jawa.
“Pada tahun-tahun sebelumnya, para pehobi naik gunung dan pecinta alam selalu melakukan pendakian hingga puncak Gunung Slamet melalui jalur Baturraden,” katanya.
Ada berbagai rangkaian acara pada camping edukasi itu. Dimana pada intinya adalah ritual doa bersama.
“Camp edukasi sudah dilaksanakan pada Sabtu pukul 10.00 WIB dengan doa bersama masyarakat, pengelola objek wisata, sponsor, serta Forkompimcam Baturraden,” kata dia.
Status waspada pada Gunung Slamet sudah berlangsung sejak akhir tahun lalu. Tepatnya pada 19 Oktober 2023 lalu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) membeberkan status Gunung Slamet naik menjadi level II atau waspada. Saat itu ada peningkatan aktivitas baik dalam frekuensi kegempaan maupun visual dan juga dari parameter yang lain, seperti peningkatan suhu mata air dan sebagainya.