SERAYUNEWS– Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Purwokerto kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas harga dan memperkuat ketahanan ekonomi wilayah Banyumas Raya. Caranya, melalui penerapan strategi 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. Strategi ini menjadi ujung tombak kebijakan BI dalam menjaga inflasi tetap terkendali serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kepala BI Purwokerto melalui Kepala Unit Data Statistik dan Kehumasan, Alnopri Hadi menyampaikan, bahwa strategi 4K bukanlah sekadar kerangka teori, melainkan sudah menyatu dalam praktik keseharian lembaga.
“Inflasi bukan hanya soal angka, tapi dampaknya nyata bagi masyarakat. Maka, kami pastikan keterjangkauan harga dan pasokan tetap terjaga, terutama untuk komoditas pangan yang sensitif,” ujarnya dalam kegiatan Capacity Building Wartawan Banyumas Raya di Yogyakarta, Senin (28/7/2025) lalu.
Berdasarkan data BI, inflasi tahunan (year-on-year/yoy) Juni 2025 di Purwokerto tercatat sebesar 2,00 persen, dan 2,18 persen di Cilacap. Angka ini masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional sebesar 2,5 ± 1 persen, meskipun sempat mengalami kenaikan akibat berkurangnya pasokan beras pasca panen raya dan meningkatnya permintaan daging serta telur ayam saat momen Iduladha dan libur sekolah.
Sementara itu, inflasi bulanan (month-to-month/mtm) pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,21 persen di Purwokerto dan 0,43 persen di Cilacap. Kondisi ini memperlihatkan efektivitas peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dalam menekan lonjakan harga melalui koordinasi lintas sektor dan respons cepat terhadap dinamika pasokan pangan.
Meski dihadapkan pada tekanan inflasi musiman, ekonomi Banyumas Raya tetap menunjukkan tren positif. Pada Triwulan I-2025, ekonomi wilayah ini tumbuh sebesar 2,35 persen (yoy). Sektor-sektor seperti pertanian, industri pengolahan, serta perdagangan dan jasa menjadi tulang punggung utama pertumbuhan tersebut. Meskipun pertumbuhan ekonomi Cilacap sedikit terkontraksi, namun geliat ekonomi tetap terjaga stabil di wilayah lainnya.
Indikator lain yang menunjukkan optimisme adalah Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di Purwokerto yang mencapai 122,5 poin, naik dibandingkan bulan sebelumnya dan berada di atas rata-rata nasional. Hal ini menandakan bahwa masyarakat masih memiliki persepsi positif terhadap kondisi ekonomi saat ini dan masa depan.
Penerapan strategi 4K oleh BI Purwokerto diwujudkan dalam berbagai kebijakan konkret, termasuk mendorong penguatan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), memperkuat sinergi antar daerah, serta mengoptimalkan penggunaan fasilitas logistik. Hal ini terlihat dalam pertemuan tingkat tinggi High Level Meeting TPID Jawa Tengah yang digelar awal Juli lalu.
BI juga mengandalkan digitalisasi data harga secara real-time sebagai alat bantu pemantauan yang responsif. Pemanfaatan teknologi ini tidak hanya membantu pengambilan keputusan, tetapi juga mendukung transparansi informasi harga di tingkat konsumen.
“Kolaborasi adalah kunci. BI tidak bisa bekerja sendiri, maka keterbukaan informasi dan sinergi lintas sektor terus kami dorong agar ketahanan ekonomi daerah tetap terjaga,” tambah Alnopri.
Di luar pengendalian inflasi, Bank Indonesia juga aktif mendorong transformasi digital di sektor keuangan. Salah satu indikator yang menggembirakan adalah peningkatan signifikan penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di wilayah Banyumas Raya.
QRIS kini digunakan tidak hanya di sektor ritel dan UMKM, tetapi juga diperluas ke pembayaran pajak daerah dan parkir. BI bahkan memperkenalkan inovasi terbaru berupa QRIS Tap, yang memungkinkan transaksi cukup dengan menempelkan perangkat ke alat baca, mempersingkat waktu dan memperkuat keamanan.
Tak hanya di dalam negeri, sistem pembayaran digital ini diperluas ke ranah internasional. Mulai 17 Agustus 2025, QRIS antarnegara dengan Jepang akan resmi diberlakukan, memfasilitasi transaksi lintas batas bagi wisatawan dan pelaku usaha dari kedua negara.
Sebagai otoritas moneter, BI juga memastikan sistem keuangan tetap tangguh melalui berbagai instrumen makroprudensial. Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) terus diperkuat untuk mendukung pembiayaan sektor-sektor prioritas, termasuk perumahan.
Pada semester I-2025, nilai transaksi Local Currency Transaction (LCT) secara nasional mencatatkan kenaikan drastis hingga 11,7 miliar dolar AS, lebih dari dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa kepercayaan pasar terhadap sistem keuangan domestik tetap kuat.
Dengan strategi yang mencakup berbagai aspek mulai dari stabilitas harga, penguatan sektor riil, hingga digitalisasi sistem pembayaran, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Purwokerto menunjukkan komitmen serius dalam mendukung ketahanan ekonomi wilayah Banyumas Raya.
Pendekatan holistik ini, yang melibatkan kerja sama lintas sektor dan berbasis pada data yang terukur, menjadikan BI bukan sekadar pengendali moneter, tetapi juga mitra aktif dalam pembangunan ekonomi daerah yang inklusif dan berkelanjutan.
Melalui pendekatan terpadu dalam strategi 4K, digitalisasi sistem pembayaran, serta bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Purwokerto menunjukkan peran strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi Banyumas Raya.
Komitmen terhadap pengendalian inflasi, dukungan terhadap pertumbuhan sektor riil, serta kolaborasi erat dengan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan BI dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini.
Dengan terus mendorong inovasi dan sinergi lintas sektor, BI tidak hanya hadir sebagai pengawal stabilitas harga, tetapi juga sebagai mitra aktif dalam mendorong transformasi ekonomi yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan di tingkat daerah.