SERAYUNEWS – Banyak orang memiliki impian untuk menyelesaikan maraton—berlari sejauh 42 kilometer tanpa henti merupakan tantangan luar biasa yang tidak hanya menguji fisik, tetapi juga mental.
Dalam mempersiapkan diri, banyak pelari amatir sangat fokus pada latihan lari jarak jauh—meningkatkan durasi, kecepatan, dan daya tahan. Namun, ada satu elemen penting yang sering kali diabaikan, yaitu strength training atau latihan kekuatan.
Padahal, bagian ini bisa menjadi penentu apakah seseorang mampu mencapai garis finis dengan selamat atau justru harus berhenti di tengah jalan akibat cedera.
Strength training untuk pelari tidak hanya soal membentuk otot besar atau memperkuat kaki. Di balik gerakan squat, plank, dan lunges, terdapat banyak manfaat tersembunyi yang kerap tak disadari, namun sangat penting bagi pelari jarak jauh.
Salah satu manfaat utama strength training adalah meningkatkan efisiensi gerakan saat berlari. Ketika otot-otot penopang seperti core (otot perut dan punggung bawah), pinggul, dan glute dilatih secara rutin, tubuh akan menjadi lebih stabil dan seimbang.
Hasilnya, setiap langkah terasa lebih ringan dan terkoordinasi. Pelari tidak perlu lagi menguras energi hanya untuk menjaga keseimbangan tubuh yang goyah.
Energi pun bisa digunakan sepenuhnya untuk berlari, bukan untuk memperbaiki posisi tubuh ketika rasa lelah menyerang.
Latihan kekuatan juga membantu menjaga postur tubuh tetap ideal. Dalam maraton, banyak pelari yang mulai membungkuk saat memasuki kilometer terakhir karena otot punggung dan inti melemah akibat kelelahan.
Postur tubuh yang menurun tidak hanya menyebabkan penurunan performa, tetapi juga meningkatkan risiko cedera.
Dengan latihan seperti deadlift dan plank, pelari bisa memperkuat otot punggung dan perut agar tetap tegak, bahkan saat stamina hampir habis.
Strength training bukan hanya membuat pelari lebih kuat, tetapi juga lebih efisien, tahan lama, dan minim risiko cedera. Ini adalah investasi jangka panjang yang layak dimasukkan ke dalam setiap program latihan maraton.
Strength training tidak harus rumit atau menggunakan alat berat seperti di gym profesional. Yang terpenting adalah konsistensi dan teknik yang tepat.
Berikut beberapa latihan sederhana namun efektif untuk pelari:
Latihan-latihan ini bisa kamu lakukan sebanyak 2–3 kali seminggu. Fokuslah pada repetisi yang cukup dan pastikan teknik gerakan dilakukan dengan benar.
Jika dilakukan secara konsisten, kamu akan merasakan manfaatnya bukan hanya saat sesi latihan, tapi juga ketika menghadapi lintasan maraton yang panjang dan menantang.***