Banjarnegara, serayunews.com
Warga yang melaporkan kehilangan keluarganya ini berasal dari berbagai daerah, mulai dari Yogakarta, Lampung, Magelang, Wonosobo, serta daerah lainnya. Namun untuk memastikan apakah anggota keluarga mereka menjadi korban pembunuhan berantai, masih harus menunggu hasil tes DNA.
Hingga saat ini, dari 12 korban pembunuhan berantai sang dukun pengganda uang, baru tiga jenazah yang sudah teridentifikasi. Kepolisian sudah menyerahkan tiga jenazah itu ke pihak keluarga. Ketiga jenazah yakni Paryanto warga Sukabumi, Irsan dan istrinya Wahyu T warga Lampung. Sehingga, masih ada 9 jenazah yang belum teridentifikasi.
Budi, seorang warga Yogyakarta yang melapor di Posko DVI Polres Banjarnegara melaporkan, adiknya hilang sejak Nopember 2021. Dia sengaja melaporkan kehilangan adiknya ini sebagai ikhtiar apakah dari 9 korban yang belum teridentifikasi ini ada adiknya atau tidak.
Baca juga: [insert page=’pamitnya-mau-kerja-di-jawa-pasutri-lampung-akhirnya-dibunuh-dukun-pengganda-uang’ display=’link’ inline]
“Terakhir saya komunikasi dengan adik saya itu November 2021, dan setelah itu hilang kontak sampai saat ini,” katanya.
Sebelum melakukan komunikasi terakhir dengan sang adik, Budi mengakui jika adiknya ini akan berangkat eks Banyumas dengan temannya. Namun hingga saat ini belum juga ada kabar, pihak keluarga sudah berusaha keras untuk mencari keberadaan sang adik yang hilang.
Untuk itu, dia masih menunggu hasil tes DNA oleh pihak kepolisian. Hal ini sangat penting untuk memastikan, apakah adiknya menjadi korban pembunuhan sang dukun Tohari alias Slamet atau bukan.
Baca juga: [insert page=’update-kasus-dukun-pengganda-uang-sejak-buka-posko-polres-banjarnegara-terima-14-laporan-orang-hilang’ display=’link’ inline]
“Kita tunggu hasil tes DNA nya, kalau hasil tes nya cocok, berarti benar adik saya menjadi korban pembunuhan Slamet,” ujarnya.
Selain Budi, Nuan Nurohman, warga Wonosobo juga melaporkan sang ayah mertua yang hilang sejak Oktober 2022 lalu, terakhir dia melakukan komunikasi dengan sang mertua dan mengaku sedang berada di perbatasan Wonosobo dan Banjarnegara.
“Kita ikhtiar saja mas, kalau memang ada ayah saya dari 9 jenazah yang menjadi korban pembunuhan itu, ya akan kami bawa dan dimakamkan secara layak,” katanya.