
SERAYUNEWS-Di tangan orang yang tepat, kepala ayam mungkin hanya dianggap limbah yang tak berguna. Namun bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Gunungjati, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara, bagian yang kerap terbuang ini justru menjadi sumber rezeki baru.
Pengurus BUMDes Gungungjati Zainal Abidin mengatakan, ide usaha ini bermula dari adanya pabrik pengolahan daging ayam yang berada di desanya. Setelah bagian-bagian utama diproses, kepala ayam tersisih begitu saja. Melihat peluang itu, BUMDes Gunungjati kemudian membeli limbah kepala ayam tersebut dalam jumlah besar.
“Kebetulan di sini ada pabrik pengolahan daging ayam dan bagian kepala ayamnya itu tidak terpakai. Setelah kami cari tahu ternyata ada pasarnya, yakni daging yang ada di sela-sela tulangnya ini bisa dijual,” katanya, Kamis (4/12/2025).
Menurutnya, dengan pengolahan limbah kepala ayam ini, selain menjadi sumber pendapatan, juga menjadi satu peluang usaha baru. Limbah yang biasanya dibuang langsung diolah di rumah produksi BUMDes, para pekerja mulai melakukan proses pemisahan daging yang berada di sela-sela tulang.
“Proses ini memang harus telaten. Yakni memisahkan sisa-sisa daging yang masih melekat di bagian leher maupun area sekitar kerongkongan. Kelihatannya memang sepele, tapi kalau diambil satu per satu, ternyata banyak juga dagingnya,” ujarnya.
Daging-daging kecil yang terkumpul itu lalu dikumpulkan dalam satu wadah, dibungkus rapi dengan plastik, kemudian masuk freezer untuk menjaga kualitas. Dari bahan sederhana itu, terciptalah komoditas yang ternyata cukup diminati pasar.
“Tahapannya, daging ayam ini kemudian dibungkus per 2 kilogram. Kemudian kami masukkan ke dalam freezer. Kami menjualnya dalam kondisi beku setelah masuk freezer untuk menjaga kualitas daging ayam ini,” katanya.
Dalam satu hari, BUMDes Gunungjati ini mampu menghasilkan daging ayam hingga 300 kilogram. Yang terdiri dari daging yang berasal dari sela-sela kepala ayam sampai 150 kilogram dan dari sela-sela kerongkongan 200 kilogram.
“Sebenarnya kami masih kekurangan bahan baku. Untuk produksi 1 hari kalau daging yang dari kepala ayam 150 kilogram dan dari kerongkongan 200 kilogram. Untuk harganya, yang dari kerongkongan itu Rp30 ribu per kilogram, yang dari kepala Rp25 ribu per kilogram dan kulit yang di leher itu Rp19 ribu per kilogram,” katanya.
Tidak tanggung-tanggung, hasil penjualan daging sisa dari sela-sela kepala dan kerongkongan ayam ini tidak hanya di wilayah Banjarnegara, namun sudah ke kabupaten tetangga. Yakni ke Kabupaten Purbalingga dan Kebumen.
“Penjualannya sudah sampai ke Kebumen dan Purbalingga selain memang di Banjarnegara juga. Mereka membeli ini untuk bahan pembuatan bakso dan pentol,” katanya.
Dikatakannya, meski berbahan baku dari limbah kepala ayam, omset penjualannya bukan main. Zaenal menyebut omzet dari limbah kepala ayam ini bisa mencapai Rp4 juta sampai Rp5 juta per bulan. Dari jumlah tersebut Angka Rp2 juta di antaranya bisa masuk ke kas BUMDes.
“Kalau omzet sekarang memang masih belum maksimal. Tetapi untuk saat ini masuk ke kas BUMDes sekitar Rp2 juta sampai Rp3 juta per bulan. Kalau kotornya bisa sampai Rp5 juta per bulan,” skatanya.
Sementara itu, Kades Gunungjati Yuliantoro menambahkan, BUMDes bergerak di pengolahan daging ayam sisa dari pabrik. Mengingat di wilayahnya terdapat pabrik pengolahan daging ayam.
“Usaha ini memang mengolah limbah daging, istilahnya daging sisa. Kami pisah kemudian kami bungkus dan dijual lagi ternyata laku,” katanya.