Banyak menteri yang lahir dari Banyumas. Salah satunya adalah Surono Reksodimedjo yang pernah menjadi Menko Polkam dan Menko Kesra di masa Orde Baru. Jalan hidup Surono tidak mudah, sebab sejak SMP dia menjadi yatim piatu.
Nama lengkapnya hanya Surono. Lalu diimbuhi nama sang ayah, yakni Reksodimedjo. Surono lahir pada 6 September 1923 di Desa Sudagaran Banyumas. Saat ini masuk Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas. Surono adalah putra dari Reksodimedjo dan Satem binti Dipa Sentika.
Setamat SMA, Surono sempat sekolah olahraga. Namun, kemudian dia memutuskan masuk Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat, Bandung. Di kedinasan militer, Surono pernah menjadi Gubernur Akademi Militer Nasional, Pangdam Diponegoro, dan Kepala Staf Angkatan Darat. Dengan begitu, Surono mendapatkan pangkat bintang empat.
Pada tahun 1978-1983, Surono ditunjuk Presiden Soeharto menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra). Saat menjadi Menko Kesra, Surono berkolaborasi dengan Gubernur Jawa Tengah saat itu Soepardjo Rustam membangun museum di Kalibatang, Semarang.
Pembangunan museum itu menelan biaya Rp 1,15 miliar. Museum itu untuk diisi warisan budaya Jawa Tengah. Bahkan, Surono menyumbangkan 1.100 keris koleksinya untuk mengisi museum itu. Sekadar diketahui, kolaborasi Surono-Soepardjo adalah kolaborasi Banyumas. Sebab, Soepardjo juga kelahiran Banyumas, tepatnya Sokaraja.
Setelah menjabat Menko Kesra, Surono menjabat Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) pada 1983-1988. Saat menjadi Menko Polkam, Surono mengingatkan para gubernur tentang tiga ancaman, yakni eks PKI garis keras, kelompok ekstrem berselubung agama, dan percaloan tanah yang menghambat pembangunan.
Aktivitas Surono tidak hanya di militer. Dia juga pernah menjadi Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia. Dia juga pernah menjadi ketua umum Indonesia Wildlife Fund. Bahkan, dalam sebuah kesempatan Surono membeberkan, sebelum menjadi jenderal dan menteri, dia adalah seorang dalang.
Bahkan, karena penampilannya yang rapi, Surono menyabet gelar Pria Berbusana Terbaik 1980. Surono wafat pada 2010 kala berusia 86 tahun. Dari kisah tokoh ini, menjelaskan bahwa segala kesulitan bisa menjadikan manusia lebih kuat. Bahkan, bisa menorehkan pencapaian istimewa.
Dari kisah Surono Reksodimedjo juga menjelaskan bahwa Banyumas telah banyak memunculkan tokoh kaliber nasional. Tak hanya di pemerintahan, tapi juga di dunia seni, olahraga, dan lainnya.
Referensi
https://polkam.go.id/surono-reksodimedjo/
https://disjarah-tniad.mil.id/berita/kategori/berita-sat/21