SERAYUNEWS – Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga, Mukodam mengklaim, tidak ada petani yang mengalami gagal panen atau puso selama musim kemarau tahun ini. Namun demikian, kekeringan memberikan dampak pada penurunan hasil panen padi.
“Kurangnya air, tentu berdampak pada kesuburan tanaman. Sehingga, menjadikan produksi tidak maksimal. Beberapa lokasi panen di spot-spot tertentu, ada yang terjadi penurunan sekitar 20 – 30 persen,” katanya, Jumat (06/10/2023).
Dia menyampaikan, selama kemarau ini para petani di Purbalingga menyiasati dengan mengubah ritme tanam dan panen. Sehingga, petani bisa menghindari kerugian akibat puso atau gagal panen.
“Kalau berkurang iya, tapi belum ada laporan petani sampai puso atau gagal panen,” ujarnya.
Mukodam menjelaskan, penurunan hasil panen terjadi di beberapa wilayah. Namun, ada juga beberapa wilayah lain yang justru naik hasilnya. Kenaikan hasil panen, di antaranya karena area pesawahan tersebut masih teraliri air, dan berhasil melakukan pengendalian hama penyakit.
“Kemarin saya menghadiri panen di wilayah Kedungmenjangan, malah terjadi kenaikan hasil panen. Kenaikan terjadi, karena air masih tercukupi serta penerapan pengendalian hama penyakit tanaman dengan aplikasi pestisida hayati dan penumbuhan predator alami menggunakan Tricoderma dan Paenibacillus (microorganisme yang memakan hama dan penyakit tanaman),” kata dia.