SERAYUNEWS- Presiden terpilih Prabowo Subianto menyebut sikap menjadi oposisi bukan cerminan budaya bangsa Indonesia. Menurut dia, kebiasaan oposisi itu lebih terkenal di budaya barat.
“Jangan mau ikut-ikutan budaya lain, budaya barat itu mungkin suka oposisi, gontok-gontokan, enggak mau kerja sama,” kata Prabowo saat menghadiri penutupan Kongres ke-3 Partai NasDem di Jakarta Convention Center, pada Selasa malam, 27 Agustus 2024.
Oleh karena itu, Ketua Umum Partai Gerindra ini mengajak para pemimpin elite partai untuk berkolaborasi dan bekerja sama mendukung pemerintahannya.
“Sekarang ayo kita bersatu, kita bergabung, kita bersama. PKS, PKB ayo bergabung. Jangan pergi lagi tapi. Sekarang aku nunggu, mana yang mau gabung lagi,” kata Prabowo.
Padahal pada bulan Mei kemarin, Prabowo menyatakan oposisi sangat diperlukan dalam suatu pemerintahan. Bagi dia, oposisi itu sangat bagus sebagai fungsi check and balance.
Prabowo menyampaikan hal itu dalam wawancara ekslusif dengan tvOne bertajuk “Prabowo Subianto Bicara untuk Indonesia”, Rabu, 22 Mei 2024.
“(Menjadi oposisi) boleh, bagus. Oposisi menurut saya bukannya tidak bagus, oposisi menurut saya perlu untuk check and balance, jadi tidak ada masalah oposisi,” kata Prabowo.
Bahkan Prabowo mampu merinci dengan baik tugas oposisi di beberapa negara lain. Menurutnya, oposisi bertugas dalam mengawasi, mengkritisi, dan mengingatkan pemerintah dalam menjalankan kebijakan. Namun, semua itu terjadi tanpa tujuan negatif.
“Kalau di beberapa negara disebut the loyal opotition, dia akan mengawasi pemerintah, dia akan mengkritisi pemerintah, dia akan ingatkan tapi tidak dalam arti destruktif atau negatif,” jelasnya.
Bahkan, sebelumnya Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Silfester Matutina mengatakan pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya tetap membutuhkan oposisi.
“Kalau kita sih maunya semua anak bangsa bersatu ya, bergandengan tangan membangun bangsa ini. Tapi kita harus tidak pungkiri bahwa kita memerlukan oposisi yang untuk lakukan check and balances,” ujar Silfester, Rabu (24/4/2024)
Jadi, mengapa Prabowo mendua? Atau memang saat ini dia sudah menganggap tidak perlu lagi oposisi?
Mungkin, kita harus mengingat pesan dari Benjamin Disraeli, penulis dan negarawan Inggris. Dia mengatakan tidak ada pemerintah yang bisa lama dan aman tanpa oposisi tangguh.***(Kalingga Zaman)