Hampir seluruh warga keluar rumah setelah mendengar suara karena takut dan panik. Mereka kebingungan mencari tau sumber suara. Akibat kerasnya suara gemuruh tersebut, ratusan warga dari sejumlah Desa di sekitar lokasi, menggerudug PLTU karangkandri. Mereka berbondong bondong menanyakan serta memprotes suara tersebut.
Hingga Sabtu (2/11/2019) dini hari, Warga berkumpul di pintu gerbang proyek PLTU Karangkandri. Beberapa warga tampak berdebat dengan petugas keamanan yang saat itu tengah berjaga. Setelah mendapat penjelasan, satu persatu warga membubarkan diri.
Kabar kerasnya suara gemuruh yang bersumber dari PLTU Karangkandri ini, dengan cepat menyebar melalui berbagai kanal media sosial. Bahkan warga di sekitar Jeruklegi, Menganti yang berjarak lima kilometer lebih dari PLTU mengaku mendengar suara tersebut.
Belum diketahui dengan pasti penyebab kerasnya suara tersebut, namun dari informasi yang dihimpun, suara tersebut merupakan uji coba uji coba alat boiler. Uji coba dilakukan untuk memastikan mesin boiler yang baru. Apakah sudah sesuai dengan standart menghasilkan uap sebagai pemutar turbin, di mana turbin itu untuk memutar generator sebagai penghasil listrik.
Sejumlah warga yang berada di lokasi, menyayangkan kejadian tersebut. Tidak adanya pemberitahuan ataupun sosialisasi kepada warga sekitar, membuat warga yang mendengar suara tersebut takut dan panik.
“Kami bermukim di pinggir pantai, jadi saat dengan suara yang keras banget panik dan takut. Anak saya yang sudah tertidur saja sampai bangun dan saya gendong keluar. Semua tetangga saya juga begitu, ada yang sudah lanjut usia juga,” Kata Arya (36), salah satu warga Desa Karangkandri Kecamatan Kesugihan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PLTU Karangkandri belum memberikan keterangan resmi. PLTU Cilacap Ekspansi II merupakan PLTU berdaya besar yang menggunakan teknologi Boiler Super Critical pada 2019. Selain di Cilacap, teknologi tersebut juga digunakan di Proyek PLTU Jawa 7 unit 1 di Banten berkapasitas 1×1.000 MW.
PLTU Cilacap Ekspansi II dikembangkan PT Perusahaan Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dengan porsi saham 49 persen, dan PT Sumber Segara Primadaya (S2P) dengan kepemilikan saham 51 persen. Sebelumnya, proyek dengan nilai investasi US$1,4 miliar ini ditarget beroperasi pada Agustus 2020.
PJB sebelumnya juga memiliki lima portofolio proyek PLTU yang sudah beroperasi di Kabupaten Cilacap, yakni Adipala berdaya 660 MW, Cilacap 1 dan 2 kapasitas 2x300MW, serta Cilacap Ekspansi I kapasitas 1×660 MW.
Tambahan dua PLTU skala besar dengan total daya 3.000 MW tersebut akan meningkatkan kapasitas pembangkit PJB dari saat ini sekitar 11.000 MW menjadi 14.000 MW.