Banjarnegara, serayunews.com
Mereka terpaksa mengungsi, karena akses jalan menuju rumah mereka juga terputus akibat pergerakan tanah.
Bahkan, rekahan tanah sudah masuk ke permukiman warga, termasuk bangunan rumah yang retak akibat pergerakan tanah tersebut.
Koordinator relawan RAPI Banjarnegara, Tejo Sumarno mengatakan, hingga saat ini tanah di wilayah tersebut masih bergerak meski dalam skala sangat kecil. Kondisi ini khawatirnya akan terus terjadi, mengingat curah hujan masih terjadi di wilayah Banjarnegara.
“Ada satu rumah yang sudah kita bongkar, karena bangunan retak dan sebagian sudah ambruk,” katanya.
Demi mencegah munculnya korban jiwa, warga terpaksa mengungsi di tempat yang lebih aman. Tak hanya Desa Suwidak, pergerakan tanah ini juga berdampak pada warga Desa Bantar yang berada tak jauh dari lokasi, khususnya warga Dukuh Sikoneng, Desa Bantar Kecamatan Wanayasa.
“Untuk di Desa Bantar, ada 26 warga yang mengungsi. Saat ini sejumlah warga, relawan, serta tim BPBD, masih memantau lokasi dan meningkatkan kewaspadaan saat hujan turun dengan intensitas tinggi,” katanya.
Seperti diketahui, pergerakan tanah yang terjadi di Desa Suwidak, Kecamatan Wanayasa, semakin parah. Tak hanya merusak jalan utama warga, pergerakan tanah kini sudah mulai merusak rumah warga.
Kejadian tersebut bermula saat wilayah tersebut hujan seharian pada, Senin (24/10/2022). Pergerakan tanah semakin parah dan merusak akses jalan warga, kondisi ini makin parah dengan rekahan tanah sudah masuk ke permukiman warga.
“Awalnya, pergerakan tanah hanya merusak akses jalan, namun saat ini jalan sudah rusak parah dan tidak bisa dilalui. Termasuk arah menuju balai desa,” kata Kepala Desa Suwidak, Arif Santoso.
Tak hanya itu, jalan yang rusak juga membuat warga di tiga dusun terisolir, yakni Dusun Ngalian, Dusun Selamantik, dan Dusun Grobogan. Pergerakan tanah juga sudah merusak rumah milik warga yang ada di RT 3 RW 3 Desa Sewidak, kecamatan Wanayasa.