Advertisement
Advertisement
Purbalingga, serayunews.com
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan DAK Nonfisik Museum dan Taman Budaya Tahun 2021, Wasis Andri Wibowo mengatakan, kedua kalinya museum keliling ini dilaksanakan. Karena selama pandemi museum ditutup untuk kunjungan.
“Pengurus Museum Soegarda menggelar program Museum Keliling sebagai salah satu upaya merawat eksistensi museum di saat pandemi Covid-19. Pada tahun 2021, program ini kembali digelar dengan konsep pameran koleksi museum dan diskusi bersama para pakar,” katanya.
Sesuai rencana, museum keliling ini akan dilaksanakan di lima lokasi. Namun, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Purbalingga telah melakukan penyesuaian konsep acara, yakni dengan mengurangi kegiatan hanya menjadi dua titik lokasi, dari semula rencananya ada lima lokasi.
“Pameran koleksi museum dilaksanakan dengan pembatasan jumlah pengunjung dan menerapkan standar protokol kesehatan ketat. Sedangkan, diskusi dengan para pakar digelar dengan memanfaatkan kanal Youtube Museum Soegarda, sehingga tidak mengundang banyak peserta,” kata dia.
Pada pelaksanaanya, Museum Keliling dibagi dalam dua tema besar yaitu kesenian dan cagar budaya. Kedua hal ini lekat dengan warisan budaya yang dimiliki oleh museum. Dengan konten yang terarah serta memanfaatkan penggunaan media, program ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat.
Lokasi pertama yakni Objek Wisata D’LAS Serang Purbalingga. Sesi diskusi mengangkat tema “Artefak Seni Purbalingga: Geliat dan Kegelisahan”. Hadir pada acara tersebut, Plt Kepala Dindikbud Purbalingga Tri Gunawan Setyadi, Akademisi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang konsen terhadap budaya Banyumasan Darno Kartawi dan Ketua Dewan Kesenian Purbalingga (DKP) Bowo Leksono sebagai pembicara.
Rencananya, lokasi kedua yang dipilih adalah KieArt Cartoon School, Selasa (19/10). Sedangkan diskusi akan mengangkat tema tentang budaya, yang mana menghadirkan pengkaji pelestarian cagar budaya dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Wahyu Broto Raharjo, Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Purbalingga, Adi Purwanto dan pegiat cagar budaya, Jatmiko Wicaksono.
Plt Kepala Dindikbud Purbalingga, Tri Gunawan Setyadi mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, program Museum Keliling sebagai program yang inovatif dari Museum Soegarda Poerbakawatja. Apalagi, di tengah kondisi pandemi yang memiliki banyak keterbatasan.
“Antusiasme terhadap museum keliling di objek wisata D’LAS cukup baik. Justru dari daerah lain yang banyak melihat koleksi seperti keris dan artefak,” kata Trigun.
Pihaknya menekankan, protokol kesehatan yang sangat ketat diberlakukan sangat ketat untuk para pengunjung. Mereka hanya boleh masuk ke area museum keliling maksimal 4 orang, menjaga jarak dan bergantian. Baik pengelola maupun pengunjung museum keliling harus sudah divaksin, sering-sering menggunakan penyanitasi tangan dan yang pasti bermasker.
Program Museum Keliling di tahun ini bisa menjadi ajang promosi keberadaan Museum Soegarda Poerbakawatja sekaligus mendorong museum sebagai sarana pembelajaran masyarakat mengenai barang-barang bersejarah di Purbalingga. Sehingga, masyarakat akan tahu eksistensi Museum Soegarda ini.
“Selain edukasi tentang permuseuman dan budaya, kami juga tak henti-henti memberikan edukasi protokol kesehatan kepada pengunjung. Jangan sampai program museum keliling yang bagus ini malah menjadi tempat penularan virus Covid-19,” katanya.
Trigun berharap, Museum Soegarda Poerbakawatja terus menghadirkan program inovatif untuk mempromosikan keberadaan museum. Selain memanfaatkan konsep museum keliling dan juga dengan optimalisasi informasi di media baik media massa maupun media sosial.
“Selain itu, informasi mengenai barang koleksi di museum tersampaikan dengan jelas. Sehingga anak-anak dan pengunjung museum mudah mengenali barang-barang sejarah yang ada di museum,” kata dia.