Banjarnegara, serayunews.com
Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto mengatakan, hingga saat ini sudah 12 korban pembunuhan dari Slamet dukun pengganda uang warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa Banjarnegara.
Meski begitu, polisi masih terus melakukan pendalaman terkait kasus pembunuhan tersebut. Sebab tidak menutup kemungkinan, akan ada korban lagi. Hal ini karena pelaku masih sering memberikan informasi yang berubah-ubah.
“Dari pengakuan pelaku, aksi ini dilakukan dengan memberikan racun potas pada minuman korban saat melakukan ritual. Setelah korban meninggal, pelaku menggali lubang dan menguburnya,” katanya.
Baca juga: [insert page=’sepasang-suami-istri-asal-lampung-jadi-korban-pembunuhan-dukun-pengganda-uang-di-banjarnegara’ display=’link’ inline]
Sementara itu, tersangka Slamet sang dukun pengganda uang mengatakan, dalam melakukan aksinya, dia melakukannya sendiri. BS yang juga ikut diamankan, hanya bertugas sebagai marketing dengan mengunggah di sebuah media sosial terkait kesaktian Slamet yang bisa menggandakan uang.
Menurutnya, BS yang ikut menjadi tersangka ini bertugas untuk mencari korban. Dia juga perperan mempertemukan calon korban, dengan pelaku Slamet. Setelah terjadi kesepakatan, pelaku kemudian membuat janji dengan korban, untuk melakukan ritual.
“Saat itu, saya meminta korban untuk datang dengan menggunakan kendaraan umum. Setelah sampai rumah, sekitar pukul 16.00 WIB, saya mengajak korban ke lokasi ini untuk melakukan ritual,” katanya.
Baca juga: [insert page=’sadis-dukun-pengganda-uang-di-banjarnegara-kubur-semua-korbannya-dalam-kondisi-masih-berpakaian-lengkap’ display=’link’ inline]
Sembari menunggu gelap, tersangka mengajak korbannya berbincang hingga satu jam. Pada saat itu, sebelum ritual Slamet meminta korban meminum minuman yang sudah dia campur obat bius dan potas. Setelah itu, hanya sekitar 5 menit, korban langsung muntah dan tak berdaya.
“Setelah nadinya tidak berdetak dan benar-benar sudah meninggal, saya baru menggali lubang dan menguburnya dan saya mengambil uangnya,” katanya.
Dia mengatakan, aksi kejinya ini sejak tahun 2020. Bahkan dirinya sudah tidak ingat nama-nama korban yang sudah dia bunuh, hingga terakhir melakukan pembunuhan itu pada 24 Maret 2023.
“Saat kami datang belum ada lubang, dan saya melakukan aksi ini sendiri dengan cara mengajak korban ke tempat ritual, agar dia mau ke lokasi tersebut. Setelah pukul 19.30 WIB dan korban sudah meninggal, saya langsung menggali lubang,” ujarnya.
Baca juga: [insert page=’mbah-slamet-dukun-pengganda-uang-di-banjarnegara-ini-dikenal-tertutup-dan-jarang-bergaul’ display=’link’ inline]
Menurutnya, peran rekannya BS dalam menjerat calon korban, hanya sebatas memasang iklan dan mengenalkan. Sebab dia tidak bisa bermain media sosial, dari setiap aksinya BS mendapatkan bagian Rp5 hingga Rp10 juta.
Tak hanya itu, dari hasil kejahatannya, dia mengaku sudah mendapatkan uang hingga ratusan juta Rupiah dari para korban. Mulai dari mahar, hingga uang yang akan dia gandakan. Sementara untuk orang yang datang dan meminta digandakan uangnya berasal dari beberapa daerah, mulai Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, hingga luar Jawa.
“Totalnya nggak tahu karena dipakai untuk membayar utang dan kebutuhan hidup. Tetapi ada yang Rp50 juta, Rp70 juta, dan ada juga yang Rp40 juta, untuk totalnya ngga hafal,” ujarnya.