SERAYUNEWS– Salah satu masalah gizi dan nutrisi yang menjadi perhatian utama saat ini adalah tingginya jumlah ibu hamil dengan anemia. Di Kabupaten Cilacap, terdapat ribuan ibu hamil dan sebagian di antaranya mengalami anemia, bahkan kasus terbanyak ada di Desa Menganti Kesugihan Cilacap.
Data Pusdatin menunjukkan prevalensi ibu hamil dengan anemia Indonesia tahun 2018 mencapai 48,9%. Ibu hamil yang mengalami anemia paling banyak pada usia 15-24 tahun sebanyak 84,6% dan pada usia 25-34 tahun sebanyak 33,7%.
Ibu hamil dengan anemia termasuk masalah gizi dan nutrisi kronis. Hal itu karena banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, kurangnya asupan gizi dan nutrisi. Kemudian, kebersihan atau sanitasi lingkungan atau karena kurang konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada ibu hamil.
Dampak buruk akibat anemia pada ibu hamil adalah risiko anak lahir premature, peningkatan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Lalu, penyakit infeksi, pendarahan saat peralinan, serta mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun setelahnya. Semua hal itu akan berdampak terhadap rendahnya SDM manusia Indonesia di masa yang akan datang.
Untuk prevalensi ibu hamil dengan anemia di Kabupaten Cilacap pada tahun 2020 sebesar 27,96%, dimana dari 31.179 ibu hamil terdapat 8.717 ibu hamil yang mengalami anemia. Salah satu desa dengan kasus ibu hamil dengan anemia tertinggi adalah Desa Menganti Kecamatan Kesugihan Cilacap.
Untuk mengatasi masalah ibu hamil yang mengalami anemia di Desa Menganti tersebut, Universitas Al-Irsyad Cilacap (UNAIC) berkomitmen membantu. UNAIC mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat yang di ketuai oleh Dosen Kebidanan Susilawati, M.Keb, serta melibatkan 3 mahasiswa Kebidanan sebagai bentuk implementasi MBKM di UNAIC.
Menurut bidan Desa Menganti Evita menjelaskan bahwa pada periode Agustus 2023 terdapat 83 ibu hamil dan 6 ibu hamil dengan risiko tinggi anemia.
“Sebagai langkah awal untuk mengatasi anemia ibu hamil tersebut tim pengabdian telah memberikan hibah peralatan kesehatan pada ibu hamil seperti timbangan, pengukur lingkar lengan atas dan tensimeter, secara bersamaan juga tim pengabdian melakukan penyuluhan tentang konsumsi makanan yang sehat dan bergizi untuk ibu hamil,” ujar Susilawati, Rabu (30/8/2023).
Menurutnya, program selanjutnya adalah kunjungan rumah pada ibu hamil dengan risiko tinggi. Kemudian, serta pemberian makanan tambahan dengan harapan meningkatkan status gizi dan mengurangi kejadian anemia pada ibu hamil.
“Kunjungan rumah pada ibu hamil dengan risiko tinggi akan secara bertahap tiap bulan dengan pengecekan TTV. Selain itu pemeriksaan kehamilan terpantau untuk mengisi buku KIA. Serta upaya pengaktifan kegiatan senam ibu hamil,” imbuhnya.
Ketua tim pengabdian mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan teknologi. Sebab, telah memberikan pendanaan pada kegiatan pengabdian ini. “Semoga dapat memberikan manfaat untuk masyarakat Desa Menganti,” tutupnya.