Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II, Dr Ir Rudy Gunawan Bestari mengatakan, masing-masing wilayah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Karena itulah, di tengah situasi pandemi ada yang tetap bisa memenuhi target dan ada juga yang tertinggal.
“Saya masih meyakini, tidak ada wajib pajak yang memang berniat untuk tidak membayarkan kewajibannya. Kalau toh tidak terbayar, pasti ada berbagai faktor yang mempengaruhi, seperti penurunan omzet usaha di tengah pandemi atau mungkin lupa dan sebagainya,” kata Rudy Gunawan dalam siaran pers virtual, Kamis (21/1/2021).
Lebih lanjut Rudy menyampaikan, pihaknya tidak menutup mata atas berbagai macam usaha yang terdampak pandemi. Namun, menurutnya tidak semua sektor usaha terdampak. Ada juga yang tetap mampu bertahan, bahkan yang mengalami peningkatan omset penjualan. Seperti penjualan obat, makanan ataupun minuman dan lainnya.
“Produk-produk seperti jamu, obat-obatan, makanan, minuman, jasa pengiriman banyak yang mengalami peningkatan omzet penjualan dan kita sedang mendalami hal tersebut untuk memaksimalkan capaian pajak,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala KPP Pratama Cilacap, Atmo menjelaskan, sepanjang tahun 2020, tingkat kepatuhan pajak para wajib pajak di Kabupaten Cilacap memang menduduki peringkat paling bawah. Ketidaktercapaian tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain, kebiasaan warga Cilacap yang lebih suka melakukan kontak langsung saat pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan wajib pajak. Padahal selama pandemi, kontak langsung ditiadakan.
Sedangkan untuk mengajarkan kebiasaan baru, dari manual ke online tidaklah semudah yang dibayangkan. Dalam hal ini, tingkat pendidikan mayoritas masyarakat Cilacap juga mempengaruhi.
“Saat kontak langsung dalam pengisian SPT ini ditiadakan, mereka kebingungan. Dan untuk mengajak mereka menggunakan sarana online tidak mudah, sebab secara umum, Cilacap ini terletak di wilayah perbatasan dan tingkat pendidikan masyarakatnya juga tidak sebaik kota besar lainnya,” terangnya.
Guna memaksimalkan pencapaian penerimaan pajak pada tahun ini, KPP Pratama Cilacap akan menggencarkan program jemput bola serta memaksimalkan sosialisasi pengisian SPT secara online.
“Kita berkomitmen untuk mengembalikan tingkat kepatuhan wajib pajak Cilacap kembali menjadi 100 persen. Mitigasi serta langkah-langkah strategis sudah kita persiapkan dengan matang di tahun ini,” ucapnya.