SERAYUNEWS- Selama bulan Ramadan, menjaga asupan nutrisi yang cukup saat berbuka puasa dan sahur sangat penting untuk mendukung kesehatan tubuh.
Menurut Indah Nuraeni, Dosen Ilmu Gizi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), pola makan yang seimbang akan membantu menjalankan ibadah puasa dengan lancar dan memberikan manfaat kesehatan yang optimal.
Selain sebagai ibadah, puasa di bulan Ramadan juga memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Agar memperoleh manfaat tersebut, perlu pengaturan pola makan yang baik.
Selama berpuasa, pola makan dan kebiasaan makan akan berubah, sehingga tubuh tetap membutuhkan asupan nutrisi yang cukup dan terkontrol.
Kecukupan nutrisi tidak hanya bergantung pada jumlah makanan yang dikonsumsi, tetapi juga pada kandungan gizinya.
Makanan yang dikonsumsi saat berbuka dan sahur sebaiknya mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, mineral, dan serat dalam jumlah seimbang.
Tubuh manusia memerlukan sekitar 2 liter cairan per hari untuk menjaga keseimbangan tubuh.
Saat berpuasa, kebutuhan cairan tetap bisa terpenuhi dengan membagi waktu minum sebagai berikut.
Dengan pembagian ini, kebutuhan cairan tubuh akan tetap terjaga meski sedang berpuasa.
Saat Ramadan, berbagai makanan dan minuman manis seperti es buah, sirup, teh manis, kolak, dan kurma sering tersaji di meja makan.
Dalam Islam, memang dianjurkan untuk berbuka puasa dengan makanan manis, namun konsumsinya sebaiknya dibatasi. Cukup dengan tiga butir kurma untuk memulihkan energi secara alami.
Namun, kebiasaan masyarakat yang cenderung berlebihan dalam mengonsumsi makanan dan minuman manis perlu diwaspadai.
Menurut data Kementerian Kesehatan (2023), konsumsi minuman manis dalam kemasan di Indonesia mencapai 20, 23 liter per orang per tahun, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan konsumsi minuman manis tertinggi ketiga di Asia Tenggara.
Dalam 20 tahun terakhir, tingkat konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) meningkat hingga 15 kali lipat, dari 51 juta liter menjadi 780 juta liter per tahun.
Jika tidak dikendalikan, konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit tidak menular lainnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan konsumsi gula harian tidak lebih dari 12 sendok teh untuk orang dewasa, dan untuk manfaat kesehatan tambahan, sebaiknya di bawah 6 sendok teh per hari.
Gula memang kira perlukan untuk mengembalikan energi setelah berpuasa. Namun, jumlah gula sebaiknya tidak berlebihan dan tidak jauh berbeda dari hari biasa.
Idealnya, konsumsi gula bisa terbagi sebagai berikut.
– 2 sendok teh saat sahur
– 4 sendok teh saat berbuka dan setelah berbuka
Konsumsi gula yang berlebihan saat sahur bisa menyebabkan rasa lapar lebih cepat karena lonjakan dan penurunan kadar gula darah yang drastis.
Sebaliknya, saat berbuka puasa, konsumsi makanan manis dalam jumlah wajar dapat membantu tubuh memulihkan energi dengan cepat.
Menurut Indah Nuraeni ada beberapa tips untuk mencegah konsumsi gula berlebih selama Ramadan.
“Jika konsumsi gula berlebih tidak dikendalikan selama Ramadan, risiko obesitas, diabetes, kerusakan gigi, dan penyakit tidak menular lainnya akan meningkat, bahkan dapat menyebabkan komplikasi serius,” jelas Indah, Selasa (18/3/2025).
Menjaga keseimbangan nutrisi dan membatasi konsumsi gula selama Ramadan sangat penting untuk mendukung kesehatan tubuh dan kelancaran ibadah puasa.
Dengan konsumsi cairan yang cukup dan pengendalian asupan gula, manfaat kesehatan dari berpuasa dapat lebih optimal.***