SERAYUNEWS—- Juli 1947 Belanda melakukan agresi militer pertamanya. Berbagai kota di Jawa dan Sumatera menjadi sasaran, termasuk Cilacap.
Tujuan Belanda jelas, merebut pusat ekonomi dan pelabuhan demi menguasai kembali Indonesia.
Posisi pelabuhan Cilacap bagi Belanda sangat penting sebagai daerah pertahanan dan pintu belakang menuju Australia.
Jika berhasil merebut Cilacap, Belanda akan mudah mendistribusikan kebutuhan logistik untuk mendukung agresi mereka.
Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) tak tinggal diam, mengambil langkah berani membumihanguskan Cilacap. Tak ingin ada korban sipil, warga Cilacap mendapat imbauan untuk mengungsi terlebih dahulu.
Pada tanggal 28 Juli 1947, operasi bumi hangus bermula. Api berkobar di berbagai penjuru kota. Kantor pemadam kebakaran pelabuhan dibakar pertama kali, melumpuhkan upaya Belanda untuk memadamkan api.
Gudang gula, kawasan pelabuhan, dan kilang minyak Republik Indonesia menyusul menjadi sasaran. Terakhir, api melahap kawasan pertokoan dan pasar Cilacap.
Dalam waktu sehari, Cilacap berubah menjadi lautan api. Kota mati. Peristiwa Cilacap Lautan Api menjadi bukti heroisme dan tekad rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan.
Dinas Sejarah TNI AL akan mengusulkan peristiwa bersejarah ini menjadi kurikulum nasional. Untuk keperluan ini, Kepala Dinas Sejarah AL Laksamana Pertama Hariyo Poernomo mengatakan bakal melakukan riset terkait sejarah Cilacap Lautan Api yang akan mereka mulai pada bulan September.
“Kita sudah buatkan proposal. Terus kita juga pihak-pihak terkait kita sudah komunikasikan, harapan kita September kita sudah bisa bergerak,” ujarnya di Jakarta (8/7/2024).
Hariyo optimistis berbagai data-data otentik terkait Cilacap Lautan Api dapat mereka temukan dan kaji secara mendalam dalam program riset ini.
“Apabila itu bisa kami dapatkan, data dukung yang otentik, kami dari TNI Angkatan Laut, khususnya Dinas Sejarah TNI Angkatan Laut, kami akan sampaikan ini akan (diusulkan) masuk kurikulum, kurikulum nasional. Dari mulai dengan tingkat SD, SMP, SMA, sampai dengan perguruan tinggi, ada satu literasi sejarah baru Cilacap Lautan Api,” kata Hariyo.***(O Gozali)