
SERAYUNEWS – Di tengah minimnya minat masyarakat terhadap sejarah lokal, sosok Thomas Sutasman menjadi penjaga ingatan kolektif Cilacap.
Atas dedikasinya menulis dan mendokumentasikan sejarah daerah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap memberikan penghargaan khusus kepada guru sekaligus sejarawan SMP Pius Cilacap itu.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman dalam acara Pameran Literasi Cilacap di Aula Diklat Praja. Bupati menilai karya Thomas bukan sekadar catatan sejarah, melainkan juga inspirasi agar masyarakat lebih mencintai daerahnya.
“Dengan menulis, seseorang bisa menyalurkan inspirasi dan menjaga memori kolektif daerah. Seperti yang dilakukan Tjilatjap History, yang berupaya menulis dan merangkai kembali peristiwa masa lalu yang mungkin datanya hilang,” ujar Syamsul, Kamis (30/10/2025).
Thomas mengaku terharu dan bangga menerima apresiasi tersebut. Ia menyebut penghargaan ini sebagai penyemangat untuk terus menulis dan menggali sejarah Cilacap yang belum banyak diketahui publik.
“Terus terang saya sangat senang mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Ini menjadi motivasi agar saya lebih bersemangat menulis tentang sejarah Cilacap,” ujarnya.
Bagi Thomas, setiap fragmen sejarah memiliki makna ketika terdokumentasi. Ia ingin masyarakat mengenal jati diri daerah dan belajar dari perjalanan masa lalu.
“Sejarah apapun bentuknya, ketika ditulis akan terdokumentasi. Itu bisa jadi bahan referensi dan pengingat bagi generasi berikutnya,” tambahnya.
Nama Thomas Sutasman lekat dengan sejumlah karya monumental, seperti Jejak-jejak Sejarah Cilacap, Soekardjo Wirjopranoto: Perjuangan dari Kesugihan sampai New York, Melawan Lupa, dan Soedirman Bertumbuh di Cilacap.
Karya terbarunya, “Stasiun Kereta Api di Cilacap”, akan diluncurkan pada sesi talkshow Pameran Literasi tahun ini.
Setiap buku Thomas lahir dari riset mendalam. Ia menelusuri arsip, mewawancarai pelaku sejarah, dan membaca berbagai referensi. “Satu buku kadang saya selesaikan setelah delapan bulan riset intensif,” katanya.
“Masih banyak sejarah di Cilacap yang belum terungkap. Kalau tidak ditulis, lama-lama bisa hilang. Tapi ketika dituliskan, yang tidak tahu jadi tahu,” ungkapnya.
Sebagian besar buku karyanya kini tersedia di Perpustakaan Daerah Cilacap agar bisa diakses masyarakat luas.
Melalui karya dan dedikasinya, Thomas berharap generasi muda tak hanya mengenal sejarah, tetapi juga mencintai tanah kelahiran mereka melalui ingatan yang tak lekang oleh waktu.
Penghargaan ini menjadi bukti bahwa melestarikan sejarah lokal bukan hanya soal masa lalu, tetapi juga investasi untuk masa depan Cilacap.