SERAYUNEWS – Sejumlah badan Ad Hoc Pemilu 2019 meninggal dunia, usai proses pemungutan dan penghitungan suara.
Meskipun tidak di harapkan terulang, namun kekhawatiran atas tragedi itu tetap membayang-bayangi Pemilu 2024 ini.
Empat hari usai proses pemungutan dan penghitungan suara, berita duka mulai terdengar. Di Kabupaten Banyumas, satu orang anggota KPPS meninggal.
Yudi Aminudin, anggota KPPS 07 Desa Sranggeman Kecamatan Rawalo meninggal, Sabtu 17 Februari 2024.
“Betul, saya sudah mendapat laporan bahwa salah satu anggota KPPS kami meninggal dunia,” kata PPK Kecamatan Rawalo, Razak, Minggu (18/02/2024) siang.
Sepengetahuan dia, mendiang Yudi tidak memiliki riwayat penyakit serius. Sehari setelah selesai penghitungan suara, dia hanya mengeluh sakit kepala. Kemudian Sabtunya, dia mengalami kejang-kejang.
“Jumat mengeluh pusing, tanggal 17 Februari setelah maghrib beliau kejang-kejang. Kemudian ke Puskesmas Rawalo, kemudian meninggal dunia,” katanya.
Razak menambahkan, secara detail dia belum mengetahui penyebab pastinya karena belum mendapatkan laporan.
“Masih dalam konfirmasi. Ini mau takziah dan menanyakan ke pihak keluarga,” ujarnya.
Sebelumnya, seorang Linmas yang terlibat tugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) juga meninggal karena kelelahan setelah bertugas.
Dartan (58), warga Desa Tumiyang Kebasen yang bertugas di TPS 4, masuk RT 3/RW 2 meninggal dunia pada, Jumat (16/02/2024).
“Meninggalnya Jumat 16 Febuari 2024 sekitar pukul 23.45 di RSUD Banyumas karena sakit. Ketua KPU dan salah satu anggota sudah melayat ke rumah duka,” kata Sekretaris KPU Banyumas, Subhan P Aji, Sabtu 17 Februari 2024.
Pada Kamis (15/02/2024) malam yang bersangkutan masih ikut rapat di balai desa setempat. Sekitar pukul 22.00, dia menengok ayam di belakang rumah karena berbunyi terus.
Saat ke belakang rumah malah muntah darah, hingga pihak keluarga melarikannya ke rumah sakit.