SERAYUNEWS – Kabupaten Banyumas mencatatkan jumlah transaksi QRIS tertinggi di eks Karesidenan Banyumas sepanjang 2024.
Dari total 35.314.192 transaksi QRIS, sekitar setengahnya berasal dari Banyumas, baru kemudian Kabupaten Cilacap.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto, Mahdi Abdillah, mengungkapkan bahwa infrastruktur dan kesiapan teknologi menjadi faktor utama dominasi Banyumas dan Cilacap dalam transaksi digital.
“Wajar terjadi karena dari sisi infrastruktur, kematangan penerima teknologinya dari Banyumas dan Cilacap yang paling tinggi. Tetapi tahun ini kami fokus pemerataan khususnya di Banjarnegara dan Purbalingga,” ujar Mahdi dalam konferensi pers di Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Selasa (18/2/2025).
Selain infrastruktur, Mahdi juga menyoroti faktor demografi dan kesiapan masyarakat dalam bertransaksi digital. Kabupaten Banyumas dan Cilacap memiliki tingkat pendidikan serta perekonomian yang lebih tinggi dari kabupaten lain di sekitarnya.
“Dukungan industrinya paling banyak juga di Banyumas. Perbankan juga ngumpul semua di sini, sedangkan kabupaten lain lebih sedikit,” kata Mahdi.
Kepala Perwakilan BI Purwokerto, Christoveny, menambahkan bahwa tren transaksi digital di Banyumas Raya mengalami lonjakan signifikan pada 2024.
Hingga Desember 2024, volume transaksi QRIS di wilayah eks Karesidenan Banyumas naik 252,93% dari tahun sebelumnya.
“Adapun tren transaksi digital di Banyumas Raya semakin meningkat di 2024. Hingga Desember 2024, volume transaksi QRIS di wilayah eks Karesidenan Banyumas mencapai 35.314.192 transaksi, meningkat signifikan sebesar 252,93% dari tahun sebelumnya yang tercatat 10.005.942 transaksi. Hal tersebut didukung dari jumlah merchant QRIS yang telah mencapai 474.892 merchant,” ujar dia.
Dari sisi nilai transaksi, total transaksi QRIS di wilayah ini juga menunjukkan pertumbuhan pesat. Hingga Desember 2024, nominal transaksi mencapai Rp 3,5 triliun, meningkat 222,62% dibandingkan Desember 2023 yang tercatat sebesar Rp 1,08 triliun.