Purwokerto, serayunews.com
Menanggapi hal tersebut, Dinas Kesehatan Banyumas menyatakan, pihaknya sudah melakukan upaya terbaik untuk penanganan pasien tersebut. Berdasarkan rilis resmi dari Dinas Kesehatan Banyumas, mereka mengungkapkan bahwa pasien atas nama Geta yang mengalami radang selaput otak. Geta sempat mendapatkan perawatan di salah satu RSUD di Banyumas.
“Selama 10 hari di ICU dan 5 hari di ruang rawat inap. Kondisi pasien yang sudah membaik dan memang bisa mendapat perawatan di rumah. Maka dokter yang merawatnya menyarankan untuk pulang berlanjut perawatannya di rumah. Pasien mendapatkan obat dan ada jadwal kontrol ulang. Selain itu, sudah ada penjelasan kepada keluarga pasien mengenai tata cara merawat,” ujar Kepala Dinkes Kabupaten Banyumas, dr Widyana Grehastuti, Jumat (10/3/2023) malam.
dr Widyana menambahkan, untuk saat ini Geta tengah mendapatkan di ruang inap rumah sakit Margono, bukan di ruang intensif. Hal itu dapat berarti pasien dalam keadaan membaik sebagaimana pada perawatan di rumah sakit pertama pasien mendapatkan perawatan.
Baca juga: [insert page=’pelecehan-seksual-terhadap-anak-banyak-terjadi-di-banyumas-menurut-ahli-ini-penyebabnya’ display=’link’ inline]
“Memang pasien sekarang mendapatkan perawatan di rumah sakit Margono, di ruang rawat biasa. Artinya pasien dalam keadaan stabil, sebagaimana saat mendapatkan perawatan di rumah sakit pertama. Tapi tetap kita monitor untuk perkembangannya,” kata dia.
Tweet pemilik akun @meysetiawati yang mengaku kakak kandung dari Geta Ramadhani (18), warga Desa Ajibarang Kulon, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas ini, viral karena membagikan cuitan terkait kondisi adiknya yang dipulangkan dari rumah sakit milik pemkab, setelah mendapatkan perawatan selama kurang lebih dua minggu.
Tragisnya, Geta juga mendapatkan penolakan dari rumah sakit swasta di Purwokerto dengan alasan ICU penuh. Cuitan tersebut hingga Sabtu (11/3/2023) telah ditonton sebanyak 1,7 juta kali.
Kakak ipar Geta, Nizar mengungkapkan, istrinya memang yang memposting tulisan di Twitter tersebut. Istri Nizar merupakan kakak kandung dari Geta. Ia pun menjelaskan bahwa sebelum adik iparnya mendapatkan, hanya meriang biasa. Kemudian, dibawa ke dokter umum fakes 1. Namun, selama tiga hari perawatan tidak ada perubahan, hingga kemudian ke dokter umum namun sudah tidak bisa untuk makan. Hingga akhirnya pada tanggal 17 Febuari 2023, Geta ke RSUD A di Banyumas dan keesokan harinya ke ICU.
Setelah perawatan selama 10 atau 11 hari di ICU, Geta pun pindah ke ruang perawatan dengan kondisi menggunakan selang kateter, infus. Namun, sudah disuruh pulang.
“Saya nggak tahu disuruh pulang kenapa. Kalau kondisi seperti ini kami bawa pulang engga tahu perawatannya gimana. Keluarga akhirnya meminta RSUD untuk memberikan rujukan. Katanya nggak bisa, ya sudah kalau nggak bisa saya minta surat, bahwa rumah sakit enggak mau ngasih rujukan dan rawat jalan. Tapi nggak mau, katanya prosedurnya nggak seperti itu,” kata dia.
Kemudian pada tanggal 3 Maret 2023, Geta harus pulang dari RSUD, dan keluarga pun memutuskan untuk membawa Geta ke rumah sakit swasta di Purwokerto menggunakan ambulans. Namun, sesampainya di rumah sakit swasta itu, Geta mendapatkan penolakan dengan alasan IGD penuh.
Namun, mirisnya dari informasi yang mereka dapat, Geta bisa mendapatkan perawatan di rumah sakit tersebut apabila tidak menggunakan BPJS Kesehatan.
“Katanya kalau jalur umum bisa masuk, saya tanya biaya per malam berapa, saya enggak kuat,” ujarnya.
Keluarga terpaksa membawa Geta pulang ke rumah, beruntung beberapa hari kemudian tepatnya tanggal 6 Maret 2023 atas bantuan dari relawan, Geta kemudian ke RSUD Margono Soekarjo dan dapat perawatan dengan biaya dari BPJS Kesehatan.
Kondisi terakhir, Geta masih cukup lemah, makan pun menggunakan selang NGT, keteter juga masih terpasang, begitupula infus.
Kisah tersebut sengaja Nizar angkat ke Twitter, dengan harapan agar menjadi pembelajaran dari semua pihak.
“Bukan ingin memberitakan yang aneh-aneh tentang rumah sakit. Hanya ingin menegaskan pembiayaan dan jaminan kesehatan, mau gimana kalau kondisi seperti adik saya,” ujarnya.