SERAYUNEWS- Poster bertuliskan Peringatan Darurat berlatar gambar garuda biru menjadi simbol gerakan massa.
Gerakan berkaitan dengan putusan Mahkamah Konstitusi tentang Pilkada yang tengah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) jegal melalui Badan Legislatif.
Poster ini merupakan potongan video akun YouTube EAS Indonesia Concept. Sementara itu, EAS Indonesia Concept merupakan sebuah akun YouTube yang membuat video dengan konsep The Emergency Alert System (EAS) versi Indonesia.
Selanjutnya, EAS merupakan sistem peringatan kedaruratan nasional Amerika untuk menyebarkan pesan darurat di tengah siaran televisi dan radio.
Menurut berbagai sumber, gambar ini pada masa ketika hanya ada TVRI di Indonesia merupakan peringatan dari pemerintah kepada masyarakat mengenai potensi bahaya dari kelompok tertentu, bencana, atau kemungkinan kerusuhan.
Jika gambar tersebut muncul di TV pada masa itu, ada pengumuman suara, teks, dan sirine. Itu menandakan bahwa Indonesia sedang dalam keadaan darurat. Dengan kata lain, Peringatan Darurat adalah tanda adanya bahaya.
Postingan bermula dari Jurnalis Senior Najwa Shihab melalui unggahan kolaborasi Najwa Shihab, @najwashihab, @matanajwa, dan @narasitv di Instagram.
Laman narasi.tv menjelaskan bahwa Poster bertuliskan Peringatan Darurat tersebut merupakan penggalan dari sebuah video akun YouTube EAS Indonesia Concept pada 22 Oktober 2022 lalu.
Kemudian, postingan Najwa tersebut viral dan pengguna Instagram lain mengikutinya termasuk para pengamat hukum dan akademisi yang berisi nada kritikan tajam.
Selain itu, Najwa melempar kode keras bahwa hanya ada satu kata untuk merespons putusan MK yang Wakil Rakyat abaikan. Sejumlah netizen lantas menulis kata lawan.
Postingan Najwa Shihab pada Rabu (22/8/2024) dengan tulisan, “Hanya ada satu kata….” mengingatkan semua akan perjuangan mahasiswa Saat Orde Baru (Orba) berkuasa.
Kemudian, gerakan mahasiswa masa itu punya tagline yang sangat terkenal, khususnya pada tahun 1980 – 1990-an: “Maka hanya satu kata: lawan!”
Kata “Lawan!” menjadi idiom dari perlawanan, bagian dari penggalan puisi Wiji Thukul berjudul “Peringatan”.
Selanjutnya, berikut penggalan puisi pada bagian akhir.
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversi dan menggangu keamanan
Maka hanya satu kata: lawan!
Meski fisik Wiji Thukul hingga kini hilang tak jelas rimbanya, inspirasi spiritnya terus hidup. Inspirasi untuk melawan! ***(Kalingga Zaman)