SERAYUNEWS – Pernah dengar istilah Sad Beige Mom yang lagi viral di media sosial? Kalau belum, tenang saja!
Yuk, kita bahas bareng-bareng tentang tren parenting ini yang jadi bahan obrolan hangat dan memicu banyak perdebatan.
Sad Beige Mom adalah istilah yang menggambarkan tipe orang tua, khususnya ibu, yang sangat menyukai warna-warna netral atau pastel pudar seperti beige, krem, cokelat muda, dan abu-abu.
Warna-warna tersebut sering dianggap lebih tenang dan estetik dibandingkan warna mencolok seperti merah, kuning, atau biru terang.
Bagi para Sad Beige Mom, estetika ini adalah pilihan gaya hidup. Namun, fenomena ini bukan sekadar soal warna atau desain, melainkan mencerminkan gaya parenting yang cenderung serius dan terkendali.
Beberapa pengamat mengatakan bahwa gaya hidup ini seolah memprioritaskan estetika demi konten media sosial, seperti di Instagram, ketimbang kenyamanan dan kebutuhan anak.
Tren ini viral karena terasa sangat relatable bagi banyak orang tua, terutama generasi milenial dan Gen Z yang terpapar tren minimalis dan aesthetic lifestyle.
Platform seperti Instagram dan Pinterest punya andil besar dalam menyebarkan budaya visual yang serba rapi dan harmonis.
Feed penuh dengan nuansa beige membuat banyak orang berpikir, “Kalau rumah saya seperti ini, pasti terlihat keren.”
Sayangnya, obsesi terhadap estetika ini sering kali membuat para ibu merasa harus selalu tampil sempurna.
Padahal, parenting bukan soal penampilan semata, melainkan bagaimana menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak secara optimal.
Fenomena ini tidak luput dari kritik. Banyak yang menilai bahwa fokus berlebihan pada estetika dapat mengabaikan kebutuhan anak.
Secara alami, anak-anak lebih tertarik pada warna-warna cerah yang bisa merangsang perkembangan visual dan kreativitas mereka.
Beberapa pakar perkembangan anak mengingatkan bahwa dunia anak yang terlalu monoton secara visual, seperti hanya didominasi warna beige, bisa mengurangi stimulasi otak mereka.
Warna-warna cerah dianggap dapat meningkatkan perkembangan kognitif, memicu rasa senang, dan membantu anak lebih kreatif dalam berekspresi.
Namun, ada juga pembelaan terhadap para Sad Beige Mom. Banyak yang berargumen bahwa pilihan warna netral bukan berarti mengesampingkan kebutuhan anak.
Hal ini melainkan soal menciptakan lingkungan rumah yang nyaman dan tenang bagi semua anggota keluarga.
Jadi, salahkah menjadi seorang Sad Beige Mom? Tentu tidak. Menyukai estetika tertentu, seperti warna beige, adalah pilihan personal yang sah-sah saja.
Namun, penting untuk mengingat bahwa anak-anak juga membutuhkan kebebasan untuk bereksplorasi.
Sebagai orang tua, mencari keseimbangan adalah kunci. Anda bisa tetap mempertahankan gaya minimalis di rumah sambil memberikan ruang bermain yang penuh warna untuk anak.
Contohnya, pilih mainan atau dekorasi yang cerah di area khusus anak tanpa mengorbankan estetika rumah secara keseluruhan.
Selain itu, ingatlah bahwa momen-momen parenting yang tak sempurna justru bisa menjadi kenangan yang indah.
Tidak semua harus terlihat sempurna di Instagram. Yang utama adalah menciptakan suasana di mana anak merasa bahagia, diterima, dan bebas mengekspresikan dirinya.
Fenomena Sad Beige Mom mencerminkan tantangan antara memenuhi keinginan estetika orang tua dan kebutuhan perkembangan anak.
Jika Anda merasa relate dengan tren ini, cobalah menambahkan sedikit warna ke dalam hidup Anda dan anak.
Siapa tahu, sentuhan warna-warni justru bisa membawa kebahagiaan baru yang tidak kalah estetis untuk keluarga Anda.***