Azizah, seorang pendidik SD swasta di Purwokerto berkisah. Tiap Jumat, dia dan beberapa kawannya bergerak membagikan nasi kotak.
“Rekan di sini mengajak ikut berbagi nasi kotak yang kita bagikan untuk mereka yang terdampak. Mulai dari penarik becak, juru parkir, ojek, pemungut sampah, masyarakat di daerah yang terdampak Covid-19,” kata dia, Jumat (16/10/2020).
Azizah dan kolega tak hanya memberi pada mereka yang terdampak secara ekonomi. Pondok pesantren (ponpes) juga disasar untuk menjadi area berbagi. Azizah menyebut ini sebagai upaya menjaga tetangga, santri, kiai, dan mereka yang membutuhkan.
“Kami memang berbagi di satu ponpes di Purwokerto dan Purbalingga. Memang belum semua ponpes karena keterbatasan, namun harapannya bisa membantu,” katanya.
Aksi gerakan yang selaras dengan jogo tonggo dilakukan warga Ajibarang Kulon. Warga melakukan gerakan Cantelan Berkah. Ketua Panitia Cantelan Berkah RW 09/10, Anix Ariani mengatakan kegiatan sukarela ini digelar setiap hari Jumat. Warga yang merasa mampu menyediakan paket sembako, sayur dan bahan-bahan makanan pokok lainya.
“Alhamdulillah banyak warga yang tertarik dan memberikan donasinya,” kata dia.
Aksi serupa juga dilakukan secara personal oleh Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Purwokerto, Sumarlan. Sejak Covid-19 mewabah, dia dan istri memberikan sayur mayur dan bahan makanan pokok lainnya secara cuma-cuma kepada masyarakat di halaman rumahnya. Masyarakat sekitar bebas mengambil secukupnya sayur atau bahan makanan lainnya.
“Kami bebaskan, ambil sendiri. Karena di tengah pandemi seperti ini masyarakat butuh asupan nutrisi. Kami ingin saling menjaga tetangga supaya mereka juga tidak kekurangan asupan nutrisi terutama dari sayuran, supaya sistem imun tubuh semakin bagus,” ujarnya.
Elemen masyarakat lainnya yang bergerak untuk saling menjaga yakni PD Nasyiatul Aisyiyah Banyumas. Organisasi perempuan ini terus aktif saling membantu masyarakat yang terdampak Covid-19. Mereka yang dibantu terutama masyarakat yang terkena dampak lockdown lokal setelah adanya kasus positif. Organisasi ini memberikan bantuan sesuai kebutuhan masyarakat, bisa bahan pangan mentah, makanan matang, vitamin dan keperluan lainnya.
“Kami selalu berkomunikasi terlebih dahulu dengan petugas yang mempunyai akses ke lokasi. Apa yang dibutuhkan di sana kita sesuaikan dengan kemampuan kita. Kadang kita berikan makanan, vitamin, buah, atau kebutuhan sehari-hari. Karena kadang kaya makanan sudah banyak yang membantu takutnya malah mubazir,” ujar Ketua PDNA Banyumas, Indri K.
Selain itu pihaknya juga memberikan bantuan dalam bentuk lain, yakni psikososial. Sebab, menurut dia, psikososial juga tidak kalah penting dengan kebutuhan lainnya. Dampak pandemi ini secara tidak langsung sangat mempengaruhi kondisi psikososial hampir seluruh masyarakat. Anak-anak hingga dewasa, semua rawan terkena dampak psikososial.
Selain berbagai gerakan saling membantu di tengah pandemi ini, gerakan lainnya yakni jogo usaha juga dilakukan Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Dahlia Desa Silado. Dengan menjual produk olahan dari para anggotanya. Seperti rempeyek kacang, lemper, golang galing, roti isi, dan masih banyak yang lainnya.
Pembina UPPKS, Maliah mengatakan usaha rintisan ini untuk meningkatkan upaya UPPKS agar lebih maju.
“Supaya nantinya usaha ini dapat meningkatkan pendapatan keluarga, dan membantu pedagang kecil dalam usahanya. Termasuk untuk menyukseskan jogo tonggo jogo usaha dengan belanja di warung dan kerajinan tetangga,” kata dia.