SERAYUNEWS – Nama Wahyudin Moridu mendadak jadi sorotan nasional setelah sebuah video dirinya beredar luas di media sosial. Lantas, ia berasal dari partai apa?
Dalam rekaman berdurasi sekitar satu menit, anggota DPRD Provinsi Gorontalo itu kedapatan melontarkan pernyataan yang dianggap tidak pantas.
Ia dengan enteng menyebut perjalanannya ke Makassar menggunakan uang negara, bahkan menambahkan kalimat yang memicu amarah publik: “Kita rampok aja uang negara ini. Kita habiskan biar negara makin miskin.”
Video itu diambil ketika Wahyudin berada di dalam mobil bersama seorang perempuan yang disebutnya sebagai “hugel”, istilah yang kerap dimaknai sebagai hubungan gelap.
Ucapannya terdengar bercanda, namun justru membuat warganet geram. Rekaman itu cepat menyebar lewat WhatsApp, Facebook, TikTok, hingga Instagram, dan menjadi bahan perbincangan.
Badan Kehormatan (BK) DPRD Provinsi Gorontalo langsung merespons cepat. Mereka memanggil Wahyudin untuk memberikan klarifikasi terkait pernyataannya.
Sejumlah anggota dewan menduga video itu direkam saat ia dalam kondisi mabuk karena pengaruh alkohol, meski hal ini belum terkonfirmasi.
BK DPRD menegaskan bahwa ucapan seperti itu tidak bisa dianggap sepele.
Meskipun disampaikan dengan nada bercanda, pernyataan tentang merampok uang negara jelas melukai hati masyarakat.
Publik menunggu sikap tegas lembaga dewan agar kasus ini tidak menimbulkan krisis kepercayaan lebih jauh.
Lantas, siapa sebenarnya Wahyudin Moridu? Ia adalah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Karier politiknya dimulai dari tingkat bawah, sempat menjabat Ketua PAC PDIP Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo.
Wahyudin pertama kali duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Boalemo periode 2019–2024.
Pada Pemilu 2024, ia kembali melaju, kali ini terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Gorontalo dari daerah pemilihan Boalemo-Pohuwato.
Saat ini, ia dipercaya sebagai anggota Komisi I yang membidangi hukum dan pemerintahan.
Wahyudin juga bukan sosok asing di dunia politik Gorontalo. Ia merupakan putra dari Darwis Moridu, mantan Bupati Boalemo.
Meski demikian, perjalanan kariernya sempat diwarnai kontroversi.
Pada Maret 2020, ia pernah tersandung kasus narkoba bersama dua anggota DPRD lainnya di Jakarta.
Setelah kehebohan video itu meluas, Wahyudin akhirnya buka suara. Lewat akun Facebook pribadinya, ia menulis permintaan maaf terbuka.
Ia mengakui bahwa ucapannya tidak mencerminkan etika seorang pejabat publik.
Dalam unggahan tersebut, ia menyebut apa yang dilakukan adalah kesalahan besar dan meminta masyarakat Gorontalo memaafkannya.
Ia juga menegaskan siap menerima konsekuensi apa pun, baik dari DPRD maupun partainya. Berikut permintaan maaf Wahyudin:
“Assalamualaikum Wr Wb
Masyarakat Gorontalo yg sya Hormati, Ba’da Shalat Jum’at in sodara sodaraku sedang di suguhkan dengan video mengenai sya, Apapun yg sya lakukan di video in sya akui SALAH dan tidak Menunjukan Etika Seorang Pejabat Publik.
Teman2 sya menerima Hujatan dan Cemohan apapun itu atas hal in, Karna murni hal in kesalahan sya.
Hal in tentunya membuat Kegaduhan di masyarakat Gorontao, Jujur dari hati yg paling dalam sya tdk bermaksud demikian,
Atas Kejadian ini Saya mohon maaf beribu ribu maaf kepada seluruh Rakyat Gorontalo, bill Khusus kepada Semua pendukung dan Keluarga sya ????????????”
Meski sudah meminta maaf, komentar warganet tetap deras.
Banyak yang mendesak agar PDIP segera memberikan sanksi tegas, bahkan ada yang menyarankan pemecatan sebagai bentuk pertanggungjawaban moral.***