SERAYUNEWS – Pelayanan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Satria dinilai buruk. Tidak hanya soal distribusi air saja, namun juga lamban merespons aduan dari pelanggan.
Kondisi itu terjadi beberapa hari belakangan, ketika aliran air PDAM di Puri Hijau Purwokerto macet, sejak Selasa (15/04/2025) dan belum kembali mengalir hingga Rabu pagi (16/04/2025).
Warga setempat mencoba menghubungi hotline PDAM tetapi tak mendapat respons. Kekecewaan warga memuncak hingga ada rencana mengajukan gugatan class action terhadap Perumdam Tirta Satria.
Advokat Aan Rohaeni menyatakan siap untuk mendampingi warga Banyumas yang berencana Gugatan tersebut. Aan menawarkan pendampingan hukum secara pro bono.
Catatannya adalah warga bersedia menjadi Penggugat Perwakilan Kelompok dan tidak mengundurkan diri selama proses hukum berlangsung.
“Kantor kami siap menjadi kuasa hukum penggugat class action secara pro bono, tapi syaratnya teman-teman harus bersedia menjadi perwakilan kelompok dan tidak mundur di tengah jalan,” ujar Aan, Rabu (16/04/2025).
Aan juga menyampaikan kritik kepada Pemerintah Kabupaten Banyumas, khususnya kepada Bupati. Pemerintah harus segera mengambil langkah untuk mengatasi kondisi PDAM. Jangan sampai terus berangsur angsur pelayanan yang buruk dibiarkan.
“Kalau Perumdam Tirta Satria digugat, maka Bupati sebagai kepala daerah dan DPRD juga akan ikut ditarik sebagai pihak. Jika manajemennya tidak segera diganti dengan orang-orang profesional, Pemda akan menjadi sasaran kekecewaan masyarakat,” kata Aan.
Warga juga menyoroti lambannya respons dan minimnya perubahan dari pihak Perumdam, meski kritik dan keluhan sudah disuarakan selama bertahun-tahun.
“Air itu hajat hidup orang banyak. Jika tidak segera diselesaikan, maka citra pemerintah juga yang akan terdampak. Ini sudah keterlaluan,” kata dia.
Menanggapi keluhan tersebut, Direktur Utama Perumdam Tirta Satria, Agus Subali, menjelaskan bahwa gangguan distribusi air disebabkan oleh kebocoran pipa utama, sehingga aliran air tidak sampai ke pelanggan.
“Sejak kemarin siang, tim kami langsung melakukan perbaikan, dan pekerjaan selesai pada sore hingga menjelang malam. Setelah itu, kami lanjutkan dengan proses normalisasi dan pengaturan aliran agar distribusi air kembali lancar dan merata,” kata Agus.
Ia menambahkan bahwa hingga saat ini petugas masih berada di lapangan untuk memastikan proses normalisasi berjalan dengan baik. Ia pun membantah tudingan bahwa pihaknya tidak memberikan respons.
“Tim kami terus bekerja sejak kemarin. Proses normalisasi memang memerlukan waktu. Kami mohon maaf karena belum bisa menyelesaikannya secara cepat,” ujarnya.
Agus juga menyebut bahwa proses pemulihan aliran harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah risiko pecahnya pipa secara beruntun, yang justru dapat memperpanjang masa gangguan.
“Kami mohon pengertian dari masyarakat. Kami berkomitmen untuk mengupayakan pemulihan secepat mungkin agar aliran air kembali normal,” kata dia.