SERAYUNEWS– Kebrutalan yang menimpa warga sipil dalam konflik Hamas-Israel, menunjukkan perlunya pemahaman mendalam tentang esensi kemanusiaan. Ketegangan dan pertikaian yang tak kunjung usai, dapat mengoyak rasa kemanusiaan dan keadilan global. Jadi para akademisi Ilmu Hubungan Internasional merasa terpanggil untuk mengambil sikap.
Pengurus Pusat Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) memiliki sejumlah pandangan, dalam menghadapi realitas pahit ini. “Kita harus memiliki keyakinan, harmoni dan pemahaman sebagai kunci untuk menerangi dunia yang sering kali diselimuti kegelapan ketidakadilan,” ujar Ketua Umum AIHII, Dr Agus Haryanto, Kamis (19/10/2023).
Dijelaskan, derajat intelektualitas kita mengajarkan, pengetahuan bukan hanya menjadi sarana untuk mengenal dunia. Akan tetapi juga sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada kebenaran dan keadilan. Karena itu, di tengah konflik dan ketidakpastian, kita harus menyuarakan urgensi mewujudkan dunia yang kebenaran dan keadilan tidak hanya dihargai sebagai konsep.
Tetapi, kata dia, memang benar-benar dihormati dan diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. “Sebuah dunia di mana setiap individu merasa dihargai, hak-haknya dilindungi, dan di mana keadilan bukan hanya retorika, tetapi diimplementasikan dengan tulus dan integritas,” jelas Kepala Jurusan Hubungan Internasional Fisip Unsoed Purwokerto itu.
Diterangkan, jika kita kembali pada akar konflik dan melihatnya melalui kacamata hubungan internasional dan kemanusiaan, terlihat jelas solusi yang diperlukan bukanlah lebih banyak perang atau retorika kebencian. Akan tetapi dialog, empati, dan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai universal yang mengikat kita semua sebagai manusia.
Sejak tanggal 7 Oktober 2023, dunia internasional dikejutkan dengan eskalasi ketegangan antara Palestina dan Israel. Bukan hanya mengarah pada kondisi yang kian memburuk, namun juga merenggut nyawa ratusan, bahkan mungkin ribuan, warga sipil. Sampai kapan kemanusiaan akan terus tergadaikan demi ambisi politik dan strategis Negara-Bangsa?
Pandangan dalam studi hubungan internasional mengajarkan, perdamaian dan kerjasama internasional dapat dicapai melalui institusi internasional, dialog, dan pemahaman bersama. Data dari Human Rights Watch dan Amnesty International, seringkali menggambarkan ketidakadilan, penindasan, dan pelanggaran hak asasi yang terjadi dalam konflik tersebut.
“Kemanusiaan harus menjadi landasan utama dalam setiap kebijakan negara, terlebih dalam konteks hubungan internasional. Seperti yang pernah dikatakan oleh Mahatma Gandhi; kemanusiaan adalah agama kita yang sejati, dan agama itu tidak mengenal batas geografis atau distingsi ras,” terang dia.