Pos pendakian Gunung Slamet kembali dibuka untuk umum. Dibukanya jalur pendakian dilakukan setelah aktivitas vulkanik menurun, dari waspada menjadi normal. Namun, jumlah pendaki dibatasi dan para pendaki wajib menaati protokol kesehatan.
Junior Manajer Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur, Sugito, menjelaskan surat dari kepala BVMBG no.720/lap/46/BGL.v/2020 tanggal 9 Oktober 2020. Surat itu perihal penurunan tingkat aktivitas gunung api Slamet level II (Waspada) menjadi level I (normal). Karena itu, pendakian Gunung Slamet kembali dibuka mulai Selasa 13 Oktober 3020.
“Jalur pendakian via Baturraden, Banyumas dibuka mulai Kamis (22/10) lalu, Gunung Malang, Purbalingga telah dibuka, Selasa (13/10), serta Bambangan pada Minggu (25/10),” kata Sugito.
Sementara itu, pengelola Basecamp Bambangan Saeful Amri menyampaikan bahwa, saat ini jumlah pendaki ke Gunung Slamet dibatasi. Dalam sehari pengelola hanya memberikan jatah 300 orang pendaki.
“Selain wajib menunjukkan surat keterangan sehat, kuota pendakian juga dibatasi. Ini menjadi aturan protokol kesehatan,” kata Amri.
Pada Sabtu (31/10/2020), pendakian gunung terbesar di Jateng itu mencapai 260 pendaki. Sedangkan kondisi cuaca di sekitar Bambangan beberapa waktu terakhir intensitas hujan cukup tinggi. Selain itu, kabut tebal hampir setiap hari turun. Sehingga, bagi para pendaki sangat dianjurkan mempersiapkan perlengkapan pendakian secara matang.
“Pendakian Bambangan menuju Gunung Slamet dalam beberapa hari terakhir, berkabut disertai hujan dan gerimis. Jarak pandang hanya sekitar 4-5 meter. Jadi harus ada persiapan yang bener-bener matang, baik fisik maupun peralatan,” kata Amri.