SERAYUNEWS – Setiap tahun, musim hujan selalu membawa risiko kesehatan, salah satunya adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kasus DBD di Indonesia sering kali meningkat seiring datangnya musim hujan karena lingkungan yang lembap memicu berkembangnya nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk jenis ini perlu diwaspadai karena merupakan penyebar utama virus dengue.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami gejala DBD serta tindakan yang tepat untuk mengatasinya.
Demam Berdarah Dengue atau DBD adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue. Gejala paling umum dari DBD adalah demam tinggi secara mendadak, nyeri otot, pusing, dan ruam kulit.
Dalam beberapa kasus, penderita bisa mengalami pendarahan ringan pada gusi atau hidung.
Jika tidak ditangani dengan baik, DBD bisa berkembang menjadi Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), yang lebih berbahaya.
Selama musim hujan, banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti. Kondisi ini semakin parah jika kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan masih rendah.
Sampah yang menumpuk, talang air tersumbat, atau wadah bekas yang menampung air hujan menjadi sarang utama bagi nyamuk.
Ketika jumlah nyamuk meningkat, angka penularan virus dengue juga ikut melonjak.
Untuk menghindari dampak serius dari DBD, penting untuk mengenali gejalanya sejak dini. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai:
Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala tersebut, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
DBD dapat dicegah dengan beberapa langkah sederhana namun efektif, seperti:
DBD adalah penyakit yang dapat dicegah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan mengenali gejalanya sejak dini.
Kesadaran bersama sangat diperlukan untuk menekan angka penyebaran penyakit ini.
Oleh karena itu, mari kita jaga kebersihan lingkungan agar musim hujan membawa manfaat, bukan penyakit!***