Adipala, serayunews.com
Ketua Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap Jumawan mengatakan, bahwa anak penyu yang dilepas sebanyak 62 ekor, dengan umur sembilan bulan dan 15 hari. Menurutnya, penyu lebih cepat dilepasliar untuk mengurangi biaya operasional terutama biaya makan penyu dari ikan segar.
“Untuk biaya pakan dan operasional pada masa PPKM Darurat ini lebih memberatkan, karena biaya pakan perhari sekitar Rp 50 ribu,” ujar Jumawan, saat memberikan keterangan usai melepasliar penyu di Pantai Sodong, Jumat (23/07/2021).
Jumawan menyampaikan, bahwa untuk makanan anak penyu dari ikan laut segar, minimal satu hari menghabiskan dua kilo gram yang dia beli dari pasar setempat. Namun, makanan yang ikan yang diberikan juga jenisnya berbeda tergantung umur anak penyu tersebut.
“Umur di bawah satu bulan diberi kerang, umur dua bulan diberi udang, tiga bulan makan cumi, kemudian makan ikan hingga lebih dari umur lima bulan,” ujarnya.
Menurut Jumawan, sejak tahun 2019 kelompoknya sudah mulai melepas anak penyu jenis Lekang ini sebanyak 32 ekor, kemudian tahun 2020 sebanyak 142 ekor dan tahun 2021 ini sebanyak 62 ekor dan rencanaya akan dilepas kembali bulan depan.
“Ada penyu yang sudah ukuran besar sebenarnya kita menunggu momentum pelepasan sejak tahun 2020, namun acara tidak bisa digelar karena pandemi, akhirnya kita lepas oleh kelompok sendiri, sebagai upaya pelestarian penyu, karena hewan dilindungi,” ujarnya.
Jumawan menambahkan, untuk biaya pakan dan operasional penyu ditopang dari donasi wisatawan pantai yang berkunjung ke tempat konservasi, namun sejak pantai ditutup tidak lagi ada pemasukan sehingga biaya pakan maupun operasional tak jarang terpaksa keluar dari kantong pribadi.
“Kita masih punya empat sarang yang diperkirakan menetas pada bulan Agustus, berjumlah sekitar seratus lebih, sehingga penyu lain yang masih ditangkar juga akan dirilis berikutnya,” ujarnya