Purbalingga, serayunews.com
Yosep Win menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan padanya. Masa kepemimpinannya nanti, tidak banyak program yang berubah. Namun penguatan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) tetap akan difokuskan.
“Saya ingin mendorong para pemilik sabuk hitam untuk mengikuti sertifikasi pelatih dan wasit/juri. Program latihan di pemusatan latihan tetap berjalan, berlatih setiap hari kecuali hari Minggu serta aktif menerjunkan atlet untuk mengikuti trayout atau kejuaraan,” kata pria yang biasa disapa Win ini.
Sementara itu Ketua Umum Forki Jateng, Bambang Raya Saputra, melalui Kabid Humas dan Media, I Nengah Segara Seni berpesan, agar banyak menyoroti tentang tata kelola organisasi di tingkat pengcab yang masih sangat lemah. Karena itu, dalam periode kepengurusannya persoalan ini digarap secara khusus.
Prinsip dasarnya adalah dengan organisasi yang baik pasti akan memudahkan untuk mencapai tujuannya, yakni pembinaan atlet, pelatih dan wasit/juri sebagai bagian dari elemen pembinaan. Segara menyebutkan, soal tata kelola organisasi ini Forki memang termasuk unik.
Wadah dari 25 perguruan karate ini menjadi jembatan berbagai kepentingan dan karakter perguruan yang perlu diharmonisasi dengan konsep pembinaan olahraga secara umum, yakni golnya adalah mencetak atlet yang berprestasi .
“Kita tahu, semua perguruan memiliki AD/ART. Namun dalam wadah Forki, mereka juga harus tunduk dengan AD/ART Forki,” katanya.
Dalam sistem keolahragaan nasional, Forki sebagai anggota KONI juga harus mengikuti AD/ART KONI. Sementara KONI akan mengikuti aturan dalam undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN). Dengan memahami tugas dan fungsi sebagaimana diatur AD/ART tersebut, maka semua akan berjalan selaras dan serasi baik bagi perguruan karate maupun Forki sebagai induk cabang olahraga karate.
Program besar Pengprov Forki Jateng, selain menuntaskan masalah organisasi dengan mengedukasi pengurus dan pelaku olahraga karate di tingkat kabupaten, juga tak meninggalkan proses pembinaan di bidang prestasi. Misalnya dengan keberhasilan tim karate menyumbangkan 1 perak dan 3 perunggu di PON XX Papua, juga tetap membina dan meningkatkan kemampuan di bidang pelatih, wasit, dan juri.
Pengprov Forki merencanakan Februari 2022 akan menyelenggarakan penataran pelatih, wasit, dan juri tingkat daerah (Jateng). Karena itu, cabang juga harus mempersiapkan diri lebih awal dengan melakukan penyegaran dan penataran wasit di tingkat dasar.
“Tekad kami, untuk satu periode kepengurusan ini adalah meletakkan fondasi yang kuat di semua lini sebagai modal untuk pengembangan dan peningkatan prestasi atlet,” katanya.