
SERAYUNEWS – Soto Sokaraja bukan sekadar kuliner khas Banyumas, melainkan telah menjadi identitas wilayah. Di Kecamatan Sokaraja, puluhan warung soto legendaris tumbuh dan bertahan lintas generasi dalam kawasan yang dikenal sebagai Zona Khas Soto Sokaraja, sebuah sentra kuliner yang nyaris tak pernah sepi pengunjung.
Zona Khas Soto Sokaraja membentang di beberapa titik strategis, salah satunya di Jalan Jenderal Soedirman, Desa Sokaraja.
Sepanjang ruas jalan ini, pengunjung dengan mudah menjumpai deretan warung soto ternama yang namanya telah dikenal luas, baik oleh warga lokal maupun wisatawan luar daerah.
Popularitas kawasan kuliner ini bahkan menarik perhatian tokoh nasional. Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, tercatat pernah singgah dan mencicipi Soto Sokaraja di wilayah tersebut, menegaskan posisi Soto Sokaraja sebagai ikon kuliner Banyumas.
Selain di jalan utama, Zona Khas Soto Sokaraja juga berkembang di Jalan Pramuka, Desa Sokaraja Kulon, Kecamatan Sokaraja.
Di kawasan ini terdapat empat warung soto legendaris yang telah beroperasi sejak sebelum era reformasi, yakni Soto Suki, Soto Belimbing, Soto Sutri 1, dan Soto Sutri 2.
Salah satu yang paling dikenal adalah Soto Belimbing Pak Sumeni. Slamet (53), generasi penerus warung tersebut, mengungkapkan bahwa usaha keluarganya telah berdiri sejak tahun 1976.
“Tempat kami walau namanya Soto Belimbing, bukan berarti ada belimbingnya. Karena dulu itu namanya cuma Soto Sokaraja saja, kemudian di depan ada pohon belimbing, jadi orang-orang bilang Soto Belimbing,” katanya, Kamis (18/12/2025).
Sebagai bagian dari Zona Khas Soto Sokaraja, Soto Belimbing menyajikan cita rasa yang menjadi ciri khas soto Banyumasan.
Dalam satu mangkuk, tersaji kecambah segar, kerupuk warna-warni, potongan daging sapi, serta kuah kaldu gurih berpadu bumbu kacang.
Perpaduan kuah kaldu dan sambal kacang inilah yang membedakan Soto Sokaraja dengan soto dari daerah lain di Indonesia.
“Karena namanya Soto Belimbing, orang-orang sempat nyari kok tidak ada belimbingnya. Itu saya jelaskan hanya nama saja, karena dulu di depan warung saya ada pohon belimbing,” ujarnya sambil tersenyum.
Meski berada dalam satu zona, setiap warung memiliki karakter rasa tersendiri. Soto Belimbing dikenal dengan aroma kaldu daging yang kuat dan potongan daging yang empuk. Dengan harga Rp 25 ribu per porsi, soto ini kerap menjadi incaran warga lokal maupun wisatawan.
Dalam sehari, Slamet biasanya menyiapkan sekitar 100 porsi soto. Jumlah tersebut sengaja dibatasi demi menjaga kualitas dan kesegaran bahan. Tak jarang, dagangannya habis sebelum sore hari.
“Biasanya sekitar jam 14.00 WIB sudah habis. Kalau Lebaran bisa jualan dua sampai tiga kali lipat,” katanya.
Kini, Zona Khas Soto Sokaraja di Jalan Pramuka juga telah ditetapkan sebagai Zona Kuliner Halal, Aman, dan Sehat (KHAS).
Keempat warung soto di kawasan tersebut telah mengantongi sertifikasi halal dan mendapat pendampingan dari berbagai pihak, di antaranya Bank Indonesia Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kementerian Agama Banyumas, serta Dinas Kesehatan Banyumas.
Bank Indonesia Purwokerto turut mendukung melalui penyuluhan keamanan pangan. Dengan status tersebut, Zona Khas Soto Sokaraja tak hanya menawarkan kelezatan kuliner legendaris, tetapi juga menjamin keamanan, kenyamanan, dan kehalalan bagi masyarakat yang ingin menikmati cita rasa khas Banyumas.