Menurut keterangan Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas, Ady Candra, ada 100 rumah yang terdampak luapan Sungai Lebeng. Perinciannya ada 32 rumah terendam di RT 1 RW 3, 33 rumah terendam di RT 2 RW 3, dan 35 rumah terendam di RT 3 RW 3.
“Air yang menggenangi rumah warga membuat pakaian, alat tulis, kasur dan peralatan dapur serta benda elektronik lainnya terendam. Bahkan ada gabah dan kedelai hasil pertanian warga yang ikut terendam banjir,” kata dia, Kamis (29/10).
Ady mengatakan, tanggul permanen bronjong juga jadi pemicu musibah tersebut. Tanggul yang melintang di sungai tersebut tidak bisa berfungsi sebagai penahan sampah atau lumpur. Kemudian saluran pembuangan airnya pun terlalu kecil, sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar.
“Hingga akhirnya air dan lumpur melimpas ke perumahan warga. Dari informasi warga, bahwa kejadian air melimpas sering terjadi. Hanya saja malam ini ketinggiannya mencapai 30 sampai 40 sentimeter dan sampai masuk ke rumah-rumah warga yang tadinya tidak pernah kemasukan air,” ujarnya.
Kamis pagi, air sudah mulai berangsur surut. Namun, sejumlah warga, aparat desa, dan relawan masih berusaha membersihkan sisa kotoran akibat banjir. Mereka berupaya agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Selain banjir ada juga kejadian pohon tumbang, seperti di Jalan Raya Rawalo-Purwokerto, tepatnya di sebelah Utara Bendung Gerak Serayu (BGS). Pohon tersebut sempat menghalangi arus lalu lintas wilayah tersebut. Namun, berkat kesigapan sejumlah relawan dan dari Koramil, Polsek Rawalo, Perhutani serta masyarakat bisa segera teratasi.
“Sekitar pukul 00.57 setelah pohon disingkirkan, arus lalu lintas kembali normal,” kata dia.