Cilacap, serayunews.com
Kepala Harian Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sindi mengatakan, terdapat 12 kecamatan yang saat ini berpotensi terjadi bencana tanah bergerak hingga longsor. Kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Kesugihan, Jeruklegi, Kawunganten, Bantarsari, Gandrungmangu, Sidareja, Cipari, Karangpucung, Cimanggu, Majenang, Wanareja, dan Dayeuhluhur.
“Beberapa hari belakangan memang masih terjadi hujan di sejumlah wilayah dan tidak ada kejadian apapun. Namun kami tetap melakukan pemantauan di wilayah-wilayah tersebut,” katanya kepada serayunews.com, Jumat (16/7/2021).
Kendati demikian, 12 wilayah tersebut tidak seluruhnya rawan longsor. Namun longsor hanya mengancam daerah perbukitan atau yang memiliki lereng. Seperti di wilayah pegunungan Dayeuluhur, Boja Majenang ataupun Kutabima Cimanggu.
Menurutnya, faktor terjadinya tanah longsor ini dikarenakan pengaruh aspek geomorfologi, yang meliputi sudut, bentuk atau tipe dan relief lereng. Atau pada prinsipnya semua daerah yang berlereng memiliki potensi bergerak turun dan bila semakin terjal maka akan tambah juga potensinya. Meskipun longsor juga bisa terjadi di daerah datar.
“Atau juga faktor jenis batuannya dan struktur geologinya, misalnya jenis batu lempung itu mudah mengembang dan rentan jika terkena aliran air,” ujarnya.
Untuk itu, kata dia, pihaknya melakuakan berbagai upaya pengurangan risiko bencana, melalui sosialiasi dan pemetaan wilayah potensi bencana. Ditambah dengan pembentukan Desa Tangguh Bencana, yang dilengkapi dengan jalur evakuasi.
“Kemudian tempat evakuasi juga disiapkan, didukung oleh sumber daya kebencanaan, serta mendirikan posko bencana di tiap kecamatan,” ungkapnya.