SERAYUNEWS – Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) DPD Partai Golkar Cilacap, suhu politik internal mulai menghangat.
Sebanyak 19 Pimpinan Kecamatan (PK) resmi mendeklarasikan dukungan kepada Sindy Syakir untuk kembali menakhodai Golkar Cilacap. Dukungan tersebut beredar luas melalui pesan berantai dalam bentuk video deklarasi.
Dari informasi orang terdekat, Sindy memang dipastikan akan kembali maju. Ia disebut siap berjuang penuh mempertahankan kursi Ketua DPD Golkar Cilacap.
Meski begitu, sejumlah nama lain juga mencuat, seperti Anggota DPR RI Teti Rohati Ningsih, legislator DPRD Provinsi Jawa Tengah Tietha Ernawati Suwarto, hingga Anggota DPRD Cilacap Mitra Patriasmoro. Namun, dukungan yang mengalir ke mereka dinilai belum sebesar yang diperoleh Sindy.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPD Partai Golkar Cilacap Bidang Media dan Penggalangan Opini, Ekanto Wahyuning Santoso, menilai dinamika dukungan tersebut sebagai hal wajar.
“Saya menganggap itu hal yang biasa, hal yang wajar, dan memang sebaiknya untuk menimbulkan hal yang positif berkaitan dengan demokrasi,” ujar Ekanto, Kamis (2/10/2025).
Menurutnya, komunikasi politik adalah kunci penting menjelang Musda. Baik antar calon maupun antara calon dengan pemilik suara, komunikasi akan menentukan arah dukungan.
“Kalau pertemuan komunikasi itu tidak dilakukan, mana mungkin pemilik suara tahu rencana kerja para calon ketua DPD Partai Golkar di Cilacap,” tegasnya.
Ekanto juga menyinggung arahan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, yang menekankan pentingnya regenerasi kepemimpinan dengan dua hal utama: demokrasi dan generasi muda.
“Diharapkan ke depan, pimpinan-pimpinan Golkar di semua tingkatan dipegang oleh generasi muda. Pemikiran dan tenaga mereka masih sangat mungkin untuk membesarkan partai secara optimal,” ucap Ekanto.
Ia menambahkan, kehadiran pemimpin muda yang merupakan putra daerah dengan pengalaman organisasi menjadi modal penting.
“Pemimpin muda memang bisa dikatakan kebutuhan mutlak untuk Cilacap. Dengan generasi muda, Golkar akan lebih mudah dibesarkan sesuai harapan masyarakat,” katanya.
Mengenai mekanisme pemilihan, Ekanto menjelaskan bahwa Partai Golkar selalu mengedepankan musyawarah mufakat yang berujung aklamasi. Namun jika tidak tercapai, jalur demokrasi melalui pemilihan langsung tetap sah digunakan.
“Kalau musyawarah mufakat tidak tercapai, ada cara yang lebih demokratis yaitu pemilihan secara langsung. Itu pun bukan barang yang haram, karena dilakukan dengan cara yang demokratis,” jelasnya.
Ekanto menekankan, pemilihan langsung memberi kesempatan pemilik suara untuk menentukan pilihan secara terbuka.
Dengan syarat, calon ketua minimal mengantongi dukungan 30 persen, dan jika sudah mencapai 50 persen plus satu, calon tersebut otomatis ditetapkan sebagai ketua formatur sekaligus pimpinan.
Ekanto menegaskan, siapa pun yang nantinya terpilih harus mampu mengevaluasi kinerja partai sebelumnya dan menyiapkan strategi besar menghadapi Pemilu 2029 atau 2031.
“Di situlah tokoh muda dibutuhkan. Untuk mengevaluasi, merencanakan, dan memastikan Golkar tetap eksis serta berdaya saing di Cilacap,” pungkasnya.