SERAYUNEWS – Apakah ingin mengubah takdir menjadi lebih baik? Setiap orang mengharapkan selalu berada dalam situasinya yang menyenangkan, beruntung, dan dipenuhi kebaikan.
Apalagi jika bisa terus merasakan takdir baik. Tidak dapat dipungkiri kadang kala menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan.
Ada pengalaman buruk, cobaan yang berat, kehilangan sesuatu dan lainnya. Orang-orang pun mengharapkan selalu mendapatkan kebaikan, perlindungan, bahkan keberuntungan.
Jika ingin mengubah takdir menjadi lebih baik, ada bacaan doa yang dianjurkan untuk diamalkan. Dalam Islam ada doa yang dapat diamalkan agar takdir lebih baik.
Tentu saja tidak sekadar meminta tetapi juga menjadi pengingat bagi diri kita untuk selalu berusaha dan berserah diri kepada-Nya. Umat Islam dapat membaca doa-doa berikut ini.
Melansir dari laman resmi Kemenag Kabupaten Magelang magelang.kemenag.go.id, disebutkan bahwa doa dalam setiap umat Islam memiliki manfaat yang besar.
Doa adalah kunci dari ibadah seseorang. Sebagaimana Sabda Rasulullah Muhammad Shallallaahu’alaihi Wa Sallam: ”Doa itu adalah otak ibadah”. (HR. Bukhari).
Doa sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bisa berisi ungkapan syukur hingga permohonan kepada Allah SWT. Berdoa juga sebagai bentuk ketakwaan dan meningkatkan keimanan kepada Allah.
Sebenarnya, Allah SWT juga telah memberikan akal kepada manusia agar bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk. Apakah takdir bisa diubah dengan doa.
Dengan berdoa dan melakukan amalan yang baik, Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk yang terbaik bagi hamba-hamban-Nya. Untuk itu, doa dapat mengubah takdir jadi lebih baik.
Sudah seharusnya doa dan usaha berjalan beriringan. Allah SWT berfirman:
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).” (QS. An-Naml (27): 62)
Berikut bacaan doa mengubah segala sesuatu menjadi takdir baik. Doa ini sebagaimana yang pernah diminta oleh Nabi Muhammad SAW yang diajarkan oleh sahabat Nabi, yakni Abu Umamah:
للَّهُمَّ إنِّي أسَألُكَ مِنْ خَيْر مَا سَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ محمَّدٌ – صلى الله عليه وسلم – ؛ وأعوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا استَعَاذَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ – صلى الله عليه وسلم -، وأنتَ المُسْتَعانُ ، وَعَليْكَ البَلاَغُ ، وَلاَ حَولَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ باللهِ
Allahumma inni as-aluka min khairi maa sa’alaka minhu nabiyyuka Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wa a’udzu bika min syarri masta’aadza minhu nabiyyuka Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wa antal musta’aan, wa’alaikal balaagh, wa laa hawla wa laa quwwata illa billah.”
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu kebaikan yang nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memintanya kepada-Mu. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mintakan perlindungan darinya kepada-Mu. Dan hanya Engkaulah yang dapat dimintai pertolongan, serta Allah-lah yang mencukupi (untuk meraih harapan dunia dan akhirat, dan tidak ada daya serta upaya kecuali dengan pertolongan Mu ya Allah.”
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الجَنَّةَ وَمَا قرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَولٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مَنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا
Allahumma inni as-aluka minal khairi kullihi ‘aajilihi wa aajilihi, maa ‘alimtu minhu wa maa lam a’lam. Wa a’udzu bika minasy syarri kullihi ‘aajilih wa aajilih maa ‘alimtu minhu wa maa lam a’lam.
Allahumma inni as-aluka min khairi maa sa-alaka ‘abduka wa nabiyyuka muhammadun shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wa a’udzu bika min syarri maa ‘aadza bihi ‘abduka wa nabiyyuka.
Allahumma inni as-alukal jannah wa maa qorroba ilaihaa min qaulin aw ‘amal. Wa ‘audzu bika minan naari wa maa qorroba ilaihaa min qaulin aw ‘amal. Wa as-aluka an taj’ala kulla qodhoo-in qodhoitahu lii khairan.
Artinya:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu semua kebaikan yang disegerakan maupun yang ditunda, apa yang aku ketahui maupun tidak aku ketahui. Aku berlindung kepada-Mu dari semua keburukan, baik yang disegerakan maupun yang ditunda, yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu dari kebaikan apa yang diminta oleh hamba dan Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari apa yang diminta perlindungan oleh hamba dan nabi-Mu.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan maupun perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan atau perbuatan. Dan aku memohon kepada-Mu semua takdir yang Engkau tentukan baik untukku.” (HR. Ibnu Majah, no. 3846 dan Ahmad, 6:133. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini sahih)
Demikianlah bacaan doa mengubah takdir menjadi lebih baik bagi umat Islam.
***