SERAYUNEWS – Kebumen adalah kota di Jawa Tengah yang dikenal dengan pesona alamnya, juga memiliki kekayaan budaya dan cerita rakyat yang menarik.
Siapa sangka, di balik keindahan Kebumen, rupanya tersembunyi berbagai mitos yang dipercaya oleh masyarakat setempat. Bahkan, ada yang masih percaya sampai kini.
Yuk, langsung saja lima mitos populer di Kebumen yang menambah daya tarik daerah ini. Apa saja? Simak artikel ini sampai akhir.
Kebumen konon berasal dari kata kabumian. Artinya, tempat tinggal Kyai Bumi. Kyai Bumi adalah Pangeran Bumidirja atau Pangeran Mangkubumi. Dia berasal dari Mataram.
Pada tahun 1677 pangeran tersebut melarikan diri ke sebuah daerah di wilayah Karisidenan Kedu. Daerah itu kemudian bernama Kebumen.
Pertama, ada Gua Jatijajar, yakni salah satu destinasi wisata alam yang terkenal di Kebumen.
Menurut mitos yang beredar, gua ini adalah tempat bertapa Raden Kamandaka, seorang pangeran yang menyamar menjadi Lutung Kasarung untuk menemukan cinta sejatinya.
Konon, gua ini memiliki kekuatan magis yang dapat membantu seseorang mencapai keinginannya setelah melakukan pertapaan di sana.
Kepercayaan ini membuat banyak orang datang untuk bersemedi dan mencari berkah.
Pantai Logending bukan hanya terkenal karena keindahannya, tetapi juga karena mitos tentang keberadaan Nyi Roro Kidul, ratu laut selatan.
Mitos ini mengatakan bahwa Nyi Roro Kidul sering muncul di pantai ini untuk mengawasi wilayah kekuasaannya.
Beberapa penduduk setempat percaya jika seseorang mengenakan pakaian hijau saat berada di pantai ini, dia akan menghilang karena sang ratu membawanya ke kerajaan laut.
Benteng Van der Wijck adalah salah satu peninggalan kolonial Belanda yang masih berdiri kokoh di Kebumen.
Mitos yang berkembang mengatakan bahwa pembangunan benteng ini dengan bantuan jin untuk mempercepat proses konstruksi.
Ada juga cerita, benteng ini memiliki lorong rahasia yang menghubungkan Kebumen dengan daerah lain di Jawa Tengah, meski belum ada bukti nyata yang mendukung klaim tersebut.
Nyi Roro Kidul terkenal sebagai penguasa pantai selatan yang sangat suka dengan warna hijau. Jadi, tersebar mitos yang menyebutkan larangan menggunakan baju hijau.
Mitos tersebut berlaku di beberapa pantai, salah satunya di pantai Menganti dan Petanahan yang berada di Kebumen. Jika ngotot menggunakannya, konon akan dijemput Nyi Roro Kidul.
Terakhir, jika Anda berkunjung ke warung makan yang ada di Desa Penimbun, Kebumen, maka Anda tidak akan menemukan nasi di sana.
Pasalnya, di Desa Penimbun, terdapat mitos yang melarang warga untuk berjualan nasi. Apabila ada yang melanggarnya, maka akan terkena musibah bahkan meninggal dunia.
Mitos-mitos di Kebumen tidak hanya menjadi bagian dari cerita rakyat, tetapi juga memperkaya budaya dan tradisi lokal.
Meskipun kebenarannya sering kali orang ragukan, cerita-cerita ini tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan menambah keunikan daerah Kebumen.
Terlepas dari percaya atau tidaknya kita terhadap mitos tersebut, kisah ini menunjukan betapa kaya dan beragamnya warisan budaya masyarakat Kebumen.*** (Umi Uswatun Hasanah)
