Purwokerto, Serayunews.com
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah yang juga merupakan auditor sertifikasi hotel, Ilham Mohammad Saleh mengatakan, kondisi selama awal pendemi kemarin, secara ekonomi bagi bisnis perhotelan, dampaknya melebihi krisis ekonomi tahun 1998. Dimana orang dilarang bepergian, yang jelas sangat berdampak pada bisnis perhotelan.
“Kondisi saat ini saja yang sudah recovery baru sekitar 80 persen, sehingga masih ada hotel yang terpuruk, belum sepenuhnya normal,” katanya di sela-sela muscab PHRI Banyumas, Rabu (10/3) di Pendapa Wakil Bupati Banyumas.
Lebih lanjut Ilham menjelaskan, saat ini ketika keran pariwisata sudah mulai dibuka, ada kecenderungan model resort dan semi resort menjadi pilihan favorit tamu hotel. Mengingat hotel resort memiliki space yang lebih luas dan sirkulasi udara baik. Berbeda dengan hotel high building yang space ruangannya lebih sempit.
“Ada trend baru, tamu-tamu lebih menyukai hotel model resort dan semi resort, ini sesuai dengan kondisi pandemi yang membutuhkan ruang lebih luas untuk menaga jarak serta membutuhkan sirkulasi udara yang bagus,” tuturnya.
Ilham mengatakan, pada awal pandemi, sebanyak 90 persen hotel di Jawa Tengah mati suri. Namun, ketika hotel-hotel tersebut tutup, dimanfaatkan oleh pihak pengelola untuk mempersiapkan hotel yang dilengkapi dengan sarana protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Sehingga saat, hotel kembali diperbolehkan buka, sebagian besar hotel sudah siap melayani tamu di tengah pandemi Covid-19.
“Semua hotel yang sudah sertifikasi, saat ini sudah sangat siap melayani tamu di tengah pandemi Covid-19. Mulai dari prosedur menjaga jarak, prosedur makan di restoran hotel yang dilengkapi dengan sarung tangan dan sebagainya. Jadi untuk saat ini, tidak perlu takut menginap di hotel, karena sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Ilham juga menyampaikan rasa optimisnya, paling cepat pada enam bulan ke depan, Jawa Tengah akan booming wisatawan. Keyakinan tersebut, karena pemberian vaksin sudah merambah lebih dari 50 persen penduduk.