SERAYUNEWS – Sebanyak 94 desa di Kabupaten Kebumen, mendapatkan kategori rawan akan air bersih saat musim kemarau melanda. Oleh karena itu, Pemkab Kebumen menyediakan ribuan tangki air bersih.
Kepala BPBD Kebumen, Udi Cahyono memperkirakan, permintaan air bersih di masyarakat akan terus bertambah seiring dengan semakin parahnya kondisi kekeringan yang melanda sebagian wilayah di Kabupaten Kebumen.
Khususnya, kata Udi, di wilayah pegunungan seperti di Karangsambung, Karanggayam, Alian dan Pejagoan, sebagian Sadang.
“Sebanyak 94 desa di Kebumen dikategorikan rawan kesulitan air bersih saat musim kemarau, dan kita masih membutuhkan lebih banyak lagi stock air bersih untuk masyarakat,” katanya dalam keterangan resminya pada Senin (12/8/2024), melansir kebumenkab.go.id.
Seperti kita ketahui, puncak musim kemarau 2024 di Jawa Tengah diprediksi terjadi pada Juli ini. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terus berupaya melakukan langkah antisipasi terhadap potensi bencana kekeringan maupun kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Sesuai data per 22 Juli 2024, kata Pj Gubernur Nana Sudjana, upaya droping air bersih sudah terselenggara di 10 kabupaten/kota.
Rinciannya yaitu untuk 25 kecamatan dan 33 desa terdampak kekeringan, dengan total penerima air bersih sejumlah 8.637 KK/26.725 jiwa.
Selanjutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen telah menyiapkan 1000 tangki berisi air bersih untuk disuplai ke wilayah-wilayah kecamatan yang mengalami kekeringan.
Udi menjelaskan bahwa dalam beberapa minggu ini, pihaknya telah menyuplai air bersih ke berbagai wilayah yang mengalami kekeringan. Total hingga 11 Agustus 2024, sudah ada 20 tangki air bersih yang pemda salurkan.
“Di musim kemarau ini, kita menyiapkan 1000 tangki berisi air bersih untuk kita salurkan di wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan, dan beberapa sudah kita salurkan,” ujar Udy.
Lebih lanjut, Udy menuturkan, dalam satu tangki itu berisi 5000 liter air. Pemkab Kebumen telah menganggarkan Rp364 juta untuk penanganan kekeringan pada tahun ini.
Pihaknya pun masih membuka bantuan dari luar dalam upaya penanganan kekeringan ini. Sebab, masih terdapat banyak permintaan air bersih ke berbagai wilayah.
“Kenapa? Karena hampir setiap hari selalu ada permintaan pengiriman air bersih ke berbagai wilayah. Jadi kita memang butuh stock banyak air bersih, sehingga kita pun terbuka bila ada bantuan dari luar,” ucapnya.
Udi Cahyono menambahkan, penyebab dari banyak daerah yang mengalami kesulitan air bersih ini karena banyak sumber air kurang terawat atau lokasinya jauh dari pemukiman. Ia pun mengajak kepada masyarakat untuk ikut menjaga sumber mata air
“Jika sumber air di sekitar permukiman dipelihara dengan baik, maka kebutuhan akan pengiriman air bersih dapat diminimalisir,” ujarnya.
Adapun untuk masyarakat yang ingin membutuhkan air bersih bisa langsung menghubungi atau berkoordinasi ke kantor BPBD. Kemudian, tim akan melakukan peninjauan di lapangan untuk pengiriman.
***