SERAYUNEWS – Sejumlah suporter Persibas Banyumas menggelar aksi demonstrasi di kawasan GOR Satria Purwokerto, Senin (21/7/2025), menuntut perubahan total dalam kepengurusan klub. Dalam orasi yang berlangsung damai namun penuh semangat itu, mereka menyuarakan ketidakpuasan terhadap kinerja manajemen saat ini, termasuk mendesak Ketua Umum Persibas, Sutarno, untuk mundur dari jabatannya.
“Poin utama tuntutan kami adalah mundurnya Ketua Umum saat ini dan seluruh jajaran pengurus. Ini sudah disepakati bersama karena kami menilai mereka tidak kompeten. Musim lalu Persibas tidak ikut Liga 3 sama sekali. Itu musim terburuk sepanjang sejarah klub,” ujar R, salah satu orator aksi.
Menurutnya, suporter merasa dikecewakan karena tidak ada upaya nyata dari manajemen dalam menyiapkan tim maupun mencari dukungan finansial, padahal waktu persiapan cukup panjang. “Mestinya manajemen bisa proaktif mencari sponsor. Tugas suporter itu datang mendukung, bukan ikut keliling cari dana. Ketum harusnya mikir ke situ,” ujarnya.
R juga menyatakan, aksi ini bukan semata mewakili kelompok suporter, melainkan juga didukung elemen masyarakat lain seperti pedagang dan pemain yang belum dibayarkan. Ia menegaskan bahwa tidak ada muatan politis maupun kepentingan personal dalam aksi ini.
“Kami tidak berniat menjatuhkan Pak Tarno secara pribadi. Siapa pun nanti yang menggantikan, akan tetap kami kawal. Kalau kinerjanya bagus, pasti kami apresiasi. Yang penting Persibas ikut Liga musim ini dan dikelola oleh orang-orang yang lebih kompeten,” ujarnya.
Menanggapi tuntutan tersebut, Ketua Umum Persibas Banyumas, Sutarno, menyatakan siap jika memang harus mundur. Namun ia mengingatkan semua pihak untuk memahami kondisi yang sebenarnya terjadi.
“Menurut saya wajar suporter kecewa, karena itu bukti kecintaan mereka terhadap klub. Tapi saya harap mereka juga melihat realitanya. Tahun lalu Persibas tidak mendapat dana sepeser pun dari APBD,” ujar Sutarno kepada Serayunews.com, Rabu (23/7/2025).
Ia menyebutkan, ada informasi bahwa tahun ini Pemkab akan mengalokasikan Rp700 juta untuk Persibas, namun kompetisi masih menunggu kejelasan dari Asprov.
“Kalau saya mundur, lalu yang menggantikan tanpa ada dukungan anggaran juga, apakah bisa menjamin prestasi? Saya sudah rencanakan seleksi pemain, bahkan sudah ada calon manajer baru. Tapi saya tetap siap jika memang harus mundur,” kata dia.
Sutarno juga menegaskan bahwa membangun prestasi di Banyumas bukan perkara mudah, karena terbatasnya dukungan dari stakeholder maupun dunia usaha lokal.
“Persibas ini tidak bisa jalan sendiri. Kalau semua pihak kompak, tentu bisa maju. Tapi kenyataannya, sejak dulu tidak mudah. Saya terima kritik, tapi jangan kebablasan. Mari kita sama-sama berbenah untuk masa depan sepak bola Banyumas,” ujarnya.