SERAYUNEWS- Angin puting beliung menerjang Dusun Tempuran, Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo pada Minggu (9/3/2025) pukul 13.00 WIB.
Peristiwa yang berlangsung selama kurang lebih satu jam ini mengakibatkan kerusakan serius pada beberapa rumah warga dan fasilitas umum.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sekitar pukul 12.00 WIB, hujan deras disertai angin kencang mulai melanda Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek.
Selang satu jam kemudian, angin puting beliung mulai menerjang Dusun Tempuran.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Wonosobo, Dudi Wardoyo, dalam waktu singkat, atap-atap rumah berterbangan dan material bangunan berjatuhan, merusak bagian dalam rumah warga. Sebagian besar warga segera menyelamatkan diri dan mengamankan barang-barang berharga.
Menanggapi kejadian ini, Polsek Kertek bersama TNI, BPBD, dan warga setempat langsung bergerak cepat untuk melakukan evakuasi dan perbaikan rumah yang terdampak.
Fokus utama adalah membantu warga memasang kembali atap rumah yang rusak akibat terjangan angin kencang.
Menurut analisa awal, penyebab terjadinya puting beliung ini adalah hujan deras yang disertai angin kencang.
Tim gabungan yang terdiri dari aparat keamanan dan masyarakat setempat segera turun ke lokasi untuk memperbaiki kerusakan dan memastikan kondisi rumah warga aman.
Pihak kepolisian dan BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem yang dapat terjadi kapan saja.
“Kami mengingatkan agar warga selalu memperhatikan kondisi cuaca, karena bencana alam seperti ini bisa datang dengan sangat cepat,” ujar Dudi dalam keterangan Senin (10/3/2025).
Berdasarkan hasil kajian dari BPBD Kabupaten Wonosobo, kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa. Namun, kerusakan material cukup signifikan dengan rincian sebagai berikut:
1. Korban Kerusakan Berat
Empat rumah di bawah ini mengalami kerusakan berat.
Jumlah Jiwa: 4 orang
Kerusakan: Atap rumah rusak total dan sebagian isi rumah hancur tertimpa material yang jatuh
Jumlah Jiwa: 4 orang (termasuk 1 balita)
Kerusakan: Atap rumah rusak total dan sebagian isi rumah tertimpa material
Jumlah Jiwa: 3 orang
Kerusakan: Atap rumah rusak total dan sebagian isi rumah tertimpa material
Jumlah Jiwa: 7 orang
Kerusakan: 40% atap rumah mengalami kerusakan
2. Kerusakan Ringan pada 15 Rumah Warga
Sebanyak 15 rumah warga di bawah ini mengalami kerusakan ringan.
1. Nuryasin
2. Badrodin
3. Suryadi
4. Parwandi
5. Fahrudin
6. Sunadi
7. Yandi
8. Wahman
9. Yasno
10. Rusdiyono
11. Ahmadin
12. Warsito
13. Sarmadi
14. Samsuri
15. Mugi
3. Kerusakan Fasilitas Umum
Madrasah TPQ juga mengalami kerusakan pada atap dan bagian dinding akibat terpaan angin kencang.
4. Gangguan Aksesibilitas
Aliran listrik di sekitar lokasi mati sementara karena kerusakan jaringan.
Tiga keluarga yang rumahnya mengalami kerusakan berat harus mengungsi ke rumah sanak saudara.
BPBD Kabupaten Wonosobo memperkirakan total kerugian akibat kejadian ini mencapai Rp 100.000.000.
Untuk mempercepat proses pemulihan, BPBD Wonosobo menyampaikan beberapa kebutuhan mendesak, yaitu: permakanan, alat tidur, terpal, seng dan paku.
BPBD Kabupaten Wonosobo bersama unsur terkait telah melakukan berbagai langkah tanggap darurat.
1. Melakukan pembersihan material bangunan yang berserakan.
2. Berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memperbaiki jaringan listrik dan membuka akses jalan.
3. Melaporkan kejadian kepada pihak berwenang.
4. Membantu pemasangan kembali atap rumah yang terdampak.
5. Partisipasi Masyarakat dan Unsur Terlibat
Hari ini warga Dusun Tempuran dibantu tim gabungan melaksanakan kerja bakti untuk membersihkan sisa material bangunan.
Unsur yang terlibat dalam penanganan kejadian ini meliputi BPBD Wonosobo, Polsek Kertek, TNI, TAGANA Wonosobo, POLRI, Kecamatan Kertek, Pemerintah Desa Pagerejo, RPB Kretek, Banser/BAGANA, Relawan Gabungan, dan Warga Dusun Tempuran
Penutup
BPBD Kabupaten Wonosobo terus memantau situasi dan siap memberikan bantuan lanjutan jika dibutuhkan.
Masyarakat sebaiknya tetap waspada terhadap potensi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Sinergi antara aparat dan masyarakat menjadi kunci dalam mempercepat pemulihan pasca-bencana ini.***