SERAYUNEWS-Meluapnya Sungai Brukah yang ada di wilayah Kecamatan Kalibening dapat mengancam sekitar 200 hektare lahan pertanian. Hal ini menjadi bencana tahunan di wilayah tersebut. Untuk itu Dinas Pertanian Kabupaten Banjarnegara melakukan normalisasi secara bertahap untuk mengurangi ancaman puso lahan pertanian akibat luapan air sungai.
Pengerukan dilakukan dengan menggunakan exavator kecil milik Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara. Meski tidak bisa untuk mencegah ancaman banjir, normalisasi ini setidaknya dapat mengurangi risiko tanaman gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara Firman Satpa Ady mengatakan, banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Kalibening merupakan bencana tahunan. Bahkan luapan ekstrem juga terjadi setiap 10 tahun. Sebagai antisipasi, pihaknya secara berkala melakukan pengerukan lumpur yang menyebabkan pendangkalan sungai tersebut.
“Satu penyebab meluapnya air sungai adalah sedimentasi. Pengerukan memang bukan satu-satunya solusi, sebab sedimentasi terus terjadi. Setidaknya dengan pengerukan ini banjir yang terjadi lebih cepat surut, sehingga tanaman padi bisa terselamatkan,” katanya.
Menurutnya, saat puncak musim penghujan, areal persawahan yang ada di sekitar Sungai Brukah ini menjadi langganan banjir. Sehingga butuh penanganan rutin agar masalah tahunan ini dapat teratasi, khususnya pencegahan gagal panen.
“Untuk lahan yang terdampak jika terjadi banjir ini mencapai 200 hektare lebih. Jika banjir lebih dari 7 hari berturut-turut, maka tanaman yang terendam gagal panen, dan ini harus kita antisipasi, termasuk dengan melakukan normalisasi sungai secara berkala,” katanya.
Dia mengatakan, pada Mei lalu, Sungai Brukah juga mengalami luapan air dan merendam puluhan hektare lahan. Namun air dapat surut dalam waktu 3 hari, sehingga tanaman masih bisa terselamatkan.
Meski begitu, selain melakukan normalisasi sungai secara berkala, pemerintah melalui Dinas Pertanian juga menyiapkan subsidi pengganti benih tanaman yang puso akibat banjir.
“Jika sampai gagal panen, maka kami sudah menyiapkan subsidi pengganti untuk lahan pertanian yang gagal panen, namun upaya pencegahan juga tetap kita lakukan, dan Alhamdulillah untuk banjir kemarin tidak sampai terjadi puso,” ujarnya.