SERAYUNEWS- Banjir genangan di areal persawahan Blok Sindu Kecamatan Kalibening, dapat perhatian serius DPUPR Banjarnegara.
Kepala DPUPR Banjarnegara melalui Sekdin, Arqom Al Fahmi mengatakan, dinas sudah merespon apa yang menjadi keluhan warga dan petani di Kalibening.
Menurut dia, dinas sudah membuat usulan kegiatan normalisasi Sungai Brukah kepada Kementerian PUPR.
“Sungai sudah bukan kewenangan DPUPR kabupaten, melainkan kewenangan pusat. Sehingga tugas kami hanya melaporkan dan mengusulkan penanganannya,” katanya.
Menurut Arqom, berdasarkan hasil kajian di lapangan, banjir akibat genangan air Sungai Brukah terjadi karena penyempitan dan pendangkalan badan sungai. Terutama di bawah jembatan yang terletak di jalan propinsi ruas Wanayasa-Kalibening/batas Pekalongan.
Selain itu juga, pertemuan dua sungai yaitu Sungai Tersana dan Brukah juga menjadi faktor penyebab aliran air menjadi tidak lancar.
“Penyempitan dan pendangkalan sungai pada titik tersebut, jadi perhatian. Terlihat sekali jika melihat aliran sungai di dekat Puskesmas Kalibening, arusnya kencang dan lancar. Sedangkan di bawah jembatan, terjadi pelambatan arus air,” katanya.
Akibat seringnya banjir di area persawahan Blok Sindu, sejumlah kepala desa di Kecamatan Kalibening mendesak agar Pemkab dapat segera menormalisasi Sungai Brukah.
Pasalnya, kondisi Sungai Brukah sudah tidak mampu menampung air hujan. Sehingga mudah sekali menyebabkan genangan, pada areal persawahan.
Kepala Desa Sikumpul, Sigit Hidayat mengatakan, normalisasi sungai menjadi upaya yang harus agar pertanian warga tidak terganggu.
“Areal pertanian warga Sikumpul seluas 30 hektar menjadi langganan banjir Brukah. Walaupun tidak sampai berhari-hari, tetap menimbulkan kerugian,” katanya, Senin (27/5/2024).