SERAYUNEWS– Sejumlah kepala desa di Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara mendesak agar Pemkab Banjarnegara dan instansi terkait dapat segera melakukan normalisasi sungai Brukah yang berada di blok Sindu Kalibening. Pasalnya, kondisi sungai Brukah sudah tidak mampu menampung air hujan sehingga mudah sekali menyebabkan genangan pada areal persawahan.
Kepala Desa Sikumpul, Sigit Hidayat mengatakan, normalisasi sungai Brukah menjadi upaya yang harus dilakukan agar pertanian warga tidak terganggu. “Areal pertanian warga Sikumpul seluas 30 hektar menjadi langganan banjir Brukah. Walaupun tidak sampai berhari-hari namun tetap menimbulkan kerugian bagi petani,” katanya, Senin (27/5/2024).
Menurut Sigit, kerugian yang paling dirasakan petani adalah upaya yang baru saja dilakukan seperti petani baru saja memberi pupuk pada tanaman kemudian banjir. Sehingga pengaruh pupuk akan hilang dan saat surut, petani akan berusaha memberi pupuk lagi. Selain itu, akibat banjir atau genangan, banyak sampah yang masuk ke sawah termasuk rusaknya beberapa pematang. “Itu mungkin kecil namun sangat dirasakan oleh pemilik lahan karena harus ekstra perlakuan,” katanya.
Normalisasi, kata Sigit, dilakukan di bagian bawah sungai atau pada titik pertemuan antara sungai Brukah dengan sungai Tersana. Sebab, kata Sigit, arus dari sungai Tersana lebih deras dan kuat sehingga menghambat arus dari sungai Brukah. “Pertemuan dua sungai tersebut berbentuk huruf T dan arus Brukah kalah deras sehingga air kembali dan menjadi penyebab banjir Sindu. Jika bisa, normalisasi dengan merubah titik pertemuan agar ‘langsam’ sehingga arus tersana tidak menghambat Brukah,” katanya.
Sholeh, Kepala Desa Gununglangit juga berharap agar sungai Brukah dapat segera dilakukan normalisasi. “Saat ini, hujan deras beberapa jam saja, sungai Brukah meluap dan menggenang lahan pertanian seluas 8 hektar di Gununglangit. Ini merepotkan pemilik lahan,” katanya.
Selain curah hujan yang tinggi, bentuk sungai Brukah di wilayah Gununglangit juga mulai menyempit dan dangkal akibat sedimentasi.
Hardiyanto, Kepala Desa Bedana juga berharap agar normalisasi dapat segera dilaksanakan agar kegiatan warga tidak terganggu. “Wilayah Bedana juga sering kena banjir dan itu tidak hanya sawah melainkan jalan ‘gombangan’ sehingga menutup akses warga sehingga harus memutar lebih jauh,” katanya.
Eli, warga Sikumpul mengatakan, akibat banjir, selain menggenang sawah atau tanaman padi, juga menggenangi sawah darat atau kebun palawija. “Di Blok Sindu, selain sawah juga terdapat palawija seperti ketela, teh, dan lainnya. Terutama tanaman teh dan ketela. Jika kena tergenangi lebih dari sehari, daun teh akan menghitam dan rusak begitu juga ketela juga akan rusak,” katanya.