SERAYUNEWS – Jemaah Tarekat Naqsyabandiyah di Kota Padang, Sumatera Barat, telah menetapkan 1 Ramadhan 1446 Hijriah jatuh pada hari ini, Kamis, 27 Februari 2025.
Keputusan ini lebih awal dibandingkan dengan penetapan pemerintah yang baru akan menggelar sidang isbat pada Jumat, 28 Februari 2025.
Melansir berbagai sumber, pengurus Surau Baru di Kecamatan Pauh, Zahar, mengungkapkan bahwa jadwal puasa telah ditentukan sejak dua bulan sebelumnya.
Penghitungan awal Ramadhan dilakukan berdasarkan metode hisab, rukyah, dalil, ijma, dan qiyas.
Jemaah Tarekat Naqsyabandiyah telah memulai shalat tarawih pada Rabu malam, 26 Februari 2025.
Puasa akan dijalankan selama 30 hari, di mana para jemaah dari berbagai daerah lebih dulu melaksanakan ibadah untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.
Melansir penjelasan Litbang Kemendagri, Tarekat Naqsyabandiyah adalah salah satu tarekat sufi yang memiliki pengaruh besar di dunia Islam.
Tarekat ini didirikan oleh Muhammad bin Muhammad Baha’ al-Din al-Uwaisi al-Bukhari, yang dikenal sebagai Syekh Bahauddin Naqsyaband.
Ia lahir pada tahun 1318 di Qasr-i-Hinduvan (kemudian bernama Qasr-i Arifan), dekat Bukhara, Uzbekistan, dan wafat pada tahun 1389.
Tarekat Naqsyabandiyah memiliki keunikan karena merupakan satu-satunya tarekat yang menyandarkan silsilahnya kepada Nabi Muhammad SAW melalui Abu Bakar as-Shidiq.
Tarekat ini berbeda dengan tarekat lain yang biasanya berakar pada Imam Ali bin Abi Thalib.
Penyebaran tarekat ini meluas ke berbagai wilayah, termasuk Asia Tengah, Volga, Kaukasus, Tiongkok, Indonesia, India, Turki, Eropa, dan Amerika Utara.
Di Indonesia, tarekat ini pertama kali diperkenalkan oleh Syekh Yusuf Al-Makassari (1623–1699).
Penyebarannya meluas ke berbagai wilayah, seperti Makassar, Kalimantan, Sumatra, serta Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Seiring waktu, tarekat ini berkembang pesat dan memiliki banyak pengikut di berbagai daerah.
Tarekat Naqsyabandiyah memiliki prinsip dan metode khas dalam mencapai ma’rifat (pengetahuan spiritual) dan mendekatkan diri kepada Allah. Beberapa ajaran utama dalam tarekat ini antara lain:
Beberapa faktor yang menyebabkan tarekat ini berkembang pesat di berbagai wilayah antara lain:
Selain Syekh Bahauddin Naqsyaband, tarekat ini juga dikembangkan oleh beberapa tokoh penting, antara lain:
Tarekat Naqsyabandiyah adalah salah satu tarekat terbesar dalam dunia Islam yang memiliki silsilah unik melalui Abu Bakar as-Shidiq. Ajarannya menekankan dzikir khafi, rabithah, dan suluk untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Penyebarannya di Indonesia dimulai oleh Syekh Yusuf Al-Makassari dan terus berkembang hingga kini.
Dengan ajarannya yang mudah dipahami dan fleksibel dalam adaptasi budaya lokal, tarekat ini tetap eksis dan menjadi bagian penting dalam spiritualitas umat Islam di berbagai belahan dunia.***